Hari
demi hari lewat begitu saja tanpa memberi secercah harapan tentang dia. Mungkin
sejak aku masuk di sekolah ini, hanya dia yang berhasil mencuri perhatianku.
Hanya dia yang selalu nyaman saat dilihat. Raut wajahnya yang lembut serta
tatapannya yang tidak bisa membohongi bahwa dia adalah laki-laki baik. Sayang,
dia tak mengenaliku, melirikku saja tidak pernah.
Lupa
akan dia setelah beberapa bulan aku di sekolah ini. Semua serasa berbeda, aku
sibuk dengan aktivitas sekolahku. Tiba-tiba saja ada yang datang. Dia anak
komunitas penggemar hiking atau lebih
umum dikenal mendaki gunung dan mengambil hatiku. Perhatian mungkin saat ini
yang diberi olehnya, namun sangat berarti karena yang terpenting adalah
bagaimana seorang laki-laki menganggap seorang wanita adalah berharga. Bahkan
menganggap wanita itu adalah ibunya, aku yakin itu lebih dari cukup. Tanpa
disadari waktu sudah berjalan cukup lama, aku dan anak komunitas hiking itu resmi menghubungkan tali
cinta kami.
Dia,
yang dulu berhasil membutakanku, yang tidak melirikku sama sekali, suatu hari
membuatku kaget. Dering sms menggetarkan bagian kantung celanaku dan ternyata
laki-laki beraut wajah lembut itu yang sms. Pesannya, “Benar ini nomor Maulida? Gue Ditya hehe. Pasti lu gatau gue, tapi gue
udah lama merhatiin lu dan gue cari info tentang lu dari temen kelas lu. Boleh
kenalan? Maaf ganggu sebelumnya ya :D” Ini suatu yang tidak kuharapkan.
Tidak boleh. Tidak boleh ada yang aku lukai.
*Kutaruh telepon genggamku
dan tenggelam dalam lamunan*
By: Faadhila Ramadhanti
Mustikadewi
#FF2in1
“Cinta Dua Hati”
Komentar
Posting Komentar