Andaikan
tahun-tahun sebelumnya, aku sudah tahu apa yang disebut Food Combining. Andaikan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, aku sudah
mengenal dan praktek Food Combining. Semua memang bisa dikatakan terlambat, tapi
belajar sesuatu apapun tidak ada kata terlambat, kan? Namaku Faadhila yang akan
naik ke kelas 2 SMA di salah satu SMA di Bogor. Dan sekarang, aku ingin hidup
sehat!
Apa
yang orang-orang katakan selama ini mengenai pola makan? “Kalau ingin kurus, diet saja. Tidak usah makan nasi banyak-banyak.”
atau “Kalau makan itu harus 4 sehat 5
sempurna, biar ada gizi dan tenaga.” Ya begitulah kebanyakan orang
beranggapan. Dulu, aku mengiyakan kata-kata tersebut. Dulu, hampir setiap pagi
aku menyediakan susu untuk menambah energy saat beraktivitas. Dulu, sekarang
tidak lagi setelah Ayah memberitahuku sesuatu, sesuatu yang hebat menurutku.
“Mbak,
coba baca beberapa buku ini. Ini mengenai pola hidup sehat. Tujuannya bukan
biar kamu kurus, tapi tujuannya adalah sehat. Boleh berusaha menjadi kurus,
tapi harus juga memperhatikan kesehatan.” Ayah menyodorkan dan menjelaskan
tentang buku-buku itu. Aku bingung dan membaca tulisan besar di sampul
buku-buku tersebut. FOOD COMBINING.
Semua ada unsur kata Food Combining
dan aku makin penasaran. Akhirnya, aku membaca lembar demi lembar, walaupun
tidak sampai habis. Aku, seorang anak SMA, mendapat pencerahan mengenai pola
hidup sehat.
Food
Combining adalah pola hidup sehat dengan mengkombinasi makanan. Mengkombinasi disini
bukan mencampur-adukkan segala macam makanan lalu kita makan. Di buku yang
telah aku baca, mengkombinasi makanan sesuai dengan cara kerja sistem
pencernaan adalah pengertiannya. Aku mengambil kalimat dari sebuah buku
berjudul ‘The Complete Book of Food
Combining’ karya Kathryn Marsden, “Food Combining mengacu pada gagasan
sederhana bahwa beberapa makanan seperti telur, keju, ikan, daging, dan kedelai
tidak bercampur baik dengan kentang, nasi, pasta, roti, dan sereal.” Pada
intinya yang bisa disimpulkan adalah makanan yang mengandung karbohidrat tidak
bisa sebenarnya dipadukan dengan makanan yang mengandung protein hewani.
Mengapa? Ini dia alasannya.
Setelah
aku membaca buku ‘Food Combining,
Kombinasi Makanan Serasi’ karya Andang W. Gunawan, aku seperti mendapat suatu
ilmu yang selama ini aku anggap sepele.
Mengenai siklus sistem pencernaan, ternyata ilmu biologi mengenai pencernaan yang
kita dapat di sekolah, belum cukup memadai. Berikut faktanya:
·
Fase
Pencernaan (12 siang - 8 malam)
Saat
yang tepat untuk mengkonsumsi makanan padat karena fungsi pencernaan bekerja
lebih aktif. Setelah pukul 8-9 malam tidak dianjurkan makan makanan padat lagi,
karena tidur dengan perut penuh akan menganggu fungsi tubuh yang aktif pada
fase berikutnya.
·
Fase
Penyerapan dan Asimilasi (8 malam – 4 pagi)
Tubuh
mulai menyerap, mengasimilasi, mengedarkan zat makanan dan detoksifikasi. Makan
larut malam atau kurang tidur akan menghambat fase ini.
·
Fase
Pembuangan (4 pagi – 12 siang)
Siklus
yang paling banyak memakai energy. Sebaiknya kita tidak mengkonsumsi makanan
berat dan padat karena akan menurunkan intensitas proses pembuangan. Itulah
mengapa, kita dianjurkan memakan buah-buahan di pagi hari.
Ilmu
di atas belum seberapa, aku hanya ingin berbagi kisah dan pengalaman pertama
kali aku mengetahui FC dan mencoba mempraktekkan. Tahun 2012 saat aku akan
masuk SMA, aku pernah bernadzar bahwa kalau aku masuk SMA impianku, aku akan melakukan
FC selama seminggu. Dan ternyata Alhamdulillah terkabul doaku! Karena itu, aku
akhirnya melakukan FC. Awalnya memang sangat aneh dan menyiksa. Aku sering
mengeluh pada Ayah, yang pada waktu itu sudah menjalankan program FC ini selama
2 bulan. Beliau mengatakan, “Pertamanya emang kerasa banget bedanya, tapi ini
yang benar, yang sehat.” Selama menjalankan FC, aku juga membaca walaupun tidak
banyak, buku-buku tentang FC. Aku pun melewati satu minggu full dengan program FC. Ayah sudah membuktikkan bahwa beliau sudah
tidak pernah sariawan lagi dan rasa capeknya berkurang, dan yang menambah aku
tercengang adalah berat badan beliau TURUN!
Setelahnya
aku tidak melakukan FC lagi. Namun, pada liburan kenaikan kelas ini, aku
berniat melakukan program FC lagi. Bertekad agar pola hidup sehat ini akan
terus aku jalani. Dan saatnya bertemu Ramadhan! Hari ini puasa pertama dan aku
menjalaninya dengan program FC. Great! Apa
saja menuku hari ini? Bangun tidur aku langsung meneguk air putih yang sudah
dicampur dengan perasan jeruk lemon. Lalu dilanjutkan dengan buah-buahan. Ini
seperti fakta di atas, bahwa pagi hari adalah saatnya fase pembuangan. Tidak
boleh langsung dengan makanan padat, harus ada jeda. Setelah 20-30 menit,
barulah aku makan nasi dan sayur serta tempe. Lho? Tempe memangnya boleh? Ya,
boleh. Karena tempe adalah protein nabati, bukan hewani. Jadi, sahur pertama
ini aku tidak makan daging dan teman-temannya. Alhasil, sampai jam 5 ini, aku
masih bugar dan sepertinya lebih enak disbanding Ramadhan tahun lalu. ‘Food Combining di Bulan Ramadhan’ saya
pelajari dari buku karya Erykar Lebang, penulis yang menerapkan program FC juga
pada dirinya.
Terakhir,
ada kata-kata yang menyebutkan bahwa penyakit seperti asma, jantung, diabetes
itu adalah penyakit turunan. Setelah saya membaca banyak tentang FC, sepertinya
pernyataan itu tidak benar. Mereka yang mengalami itu karena pola makan dan
hidup mereka sama dan turun-temurun seperti itu. Kalau kita bisa merubah pola
hidup yang tadinya menjerumuskan kita terhadap penyakit-penyakit di atas, maka
ubah dari sekarang! Ubahlah dengan Food
Combining! J
By: Faadhila Ramadhanti Mustikadewi
#ngabubuwrite
Komentar
Posting Komentar