Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

Rantau 1 Muara (di lain tempat)

Saat gue telah selesai membaca buku 'Rantau 1 Muara' karya Ahmad Fuadi, speechless di beberapa bab dan kagum dengan ending-nya. Banyak pelajaran hidup yang dapat diambil. Masalah pekerjaan, cinta, dan pertemanan ada disitu. Dari ketiga buku Uda Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara merupakan penutup trilogi tersebut. Gue sampe membayangkan jadi Dinara, whatta perfect life! Semuanya memmang butuh pengorbanan dan proses, tetapi begitu lancar Allah memberi jalan keluar dan solusi. Gatau ya, ngerasa dapat pencerahan aja dari buku itu. Bahwa emang bener ketika kita berdoa dan berusaha mencapai sesuatu, entah beberapa hari atau bulan bahkan tahun setelahnya, sesuatu itu akan kita capai. Tapi apakah gue sesabar dan serajin itu? Bisa setiap hari belajar, berdoa, dan mengurangi hal-hal yang tidak perlu gue lakukan? Sangsi sejujurnya. Tapi mau kayak gitu. Manusia emang, bukti sudah ada, tapi masih belum 100% percaya bahwa dia bisa juga kayak gitu. Ngomong-ngomong tentang Rantau 1 Muara, sepertiny

'Padahal' yang Besar

Mungkin semua tidak tepat pada waktunya. Karena nila setitik rusak susu sebelanga. Hanya itu, padahal. Tapi padahal disini sebenarnya biang masalah. Rentetan 'padahal' akan membuat menjadi 'masalahnya.' Gue juga gitu. 'Padahal' punya alesan, alesannya emang gak tepat waktu dan sikon tidak mendukung. Semua serasa berkoar di segala penjuru. Gue merasa menjadi tersangka yang akan divonis sebentar lagi... 'Padahal' yang tidak tepat waktu ini biang masalahnya. Dan semakin emosi, 'padahal' ini akan berubah. 'Masalahnya' kan karena itu. Ya itu. Semakin memperparah keadaan. Tapi ini sebuah keputusan. Dimana keputusan orang itu berbeda-beda. Walaupun membawa konflik, sepertinya jika disikapi dewasa, itu bukan masalah. Semua harusnya diperhitungkan dengan matang. Salah sih emang gue, cuma sekarang bisa apa? Semua masih kesel dengan persepsi masing-masing dan tidak ada waktu untuk menjelaskan. Tidak tepat semuanya, waktu sedang fokus kepada hal lai

Just Wrotaaaah!:)

Ada hal-hal yang seharusnya kita udah tau. Bersikap optimis dan berani emang boleh, boleh banget malah. Cuma jangan sampe akhirnya bakal bikin diri lu sendiri merasakan yang dinamakan penyesalan. Gue gak akan nyebutin masalahnya, tapi banyak kejadiannya dan juga korbannya. Gue gak ngerti pemikirannya seperti apa, bingung aja sih. Semua emang punya kekurangan, tetapi jangan mentang-mentang punya kekurangan malah jadi menunjukkan kekurangan lu. Ada kalanya saat ada masalah, kita dituntut berpikir lebih matang dan dewasa. Kalo alasan lu melakukan hal itu agar bisa lebih dewasa tapi hasilnya lu menyesal, alasan lu salah berarti. Walaupun emang banyak yang kalo dibilangin malah ngeyel, ya mau gimana lagi. Gue juga pernah sih gitu, cuma makin kesini gue sadar bahwa semua masalah itu harus melewati proses berpikir untuk menyelesaikannya. Mungkin pemikiran kita semua berbeda-beda dan mungkin opini gue ini banyak yang akan menyanggah, dan itu wajar. Tapi kalo dipikir-pikir, akan ada juga y

STAND UP COMEDY INDONESIA

            “Ayo siapapun yang mau nonton #StandUpFest??? Kalau ada yang mau biar gue beliin dulu tiketnya, biar gue ada temen please!” Salah satu tweet gue beberapa hari sebelum dimulainya Stand Up Festival. Gue yakin banyak yang belum mudeng dengan Stand Up Festival. Well, the fact is masih banyak orang yang belum kenal dengan Stand Up Comedy. Loh kok nyambung kesitu? Karena Stand Up Festival adalah acara terbesar yang juga perayaan ulang tahun Stand Up Comedy di Indonesia. Stand Up Comedy adalah salah satu media untuk bisa menyampaikan semua pengalaman atau uneg-uneg kita dalam bentuk penyampaian yang lucu dan menghibur orang lain. Di Indonesia, Stand Up Comedy baru dikenal sekitar tahun 2011 melalui ajang pencarian bakat Stand Up Comedy di salah satu stasiun televisi. Gue juga baru mulai suka pada tahun tersebut. Apa yang bikin gue suka? Di dalam materi yang disampaikan para ‘comic’, selain untuk menghibur, ada kandungan edukasi yang bisa menambah wawasan gue. That’s why I