Langsung ke konten utama

STAND UP COMEDY INDONESIA



            “Ayo siapapun yang mau nonton #StandUpFest??? Kalau ada yang mau biar gue beliin dulu tiketnya, biar gue ada temen please!” Salah satu tweet gue beberapa hari sebelum dimulainya Stand Up Festival. Gue yakin banyak yang belum mudeng dengan Stand Up Festival. Well, the fact is masih banyak orang yang belum kenal dengan Stand Up Comedy. Loh kok nyambung kesitu? Karena Stand Up Festival adalah acara terbesar yang juga perayaan ulang tahun Stand Up Comedy di Indonesia. Stand Up Comedy adalah salah satu media untuk bisa menyampaikan semua pengalaman atau uneg-uneg kita dalam bentuk penyampaian yang lucu dan menghibur orang lain. Di Indonesia, Stand Up Comedy baru dikenal sekitar tahun 2011 melalui ajang pencarian bakat Stand Up Comedy di salah satu stasiun televisi. Gue juga baru mulai suka pada tahun tersebut. Apa yang bikin gue suka? Di dalam materi yang disampaikan para ‘comic’, selain untuk menghibur, ada kandungan edukasi yang bisa menambah wawasan gue. That’s why I like Stand Up Comedy till now. Setelah 3 musim terlewati, gue semakin menyukai SUC. Semua hal tentang Stand Up Comedy terus gue update. Mulai dari acaranya, para ‘comic’ yang menyampaikan materi bagus atau sekedar lucu, sampai atmosfer socmed yang hampir setiap hari gue update. Bak pertandingan sengit, gue tidak mau kalah sama orang lain yang terus update tentang apapun, entah itu artis idolanya atau sekedar update foto dengan sang pacar setiap hari. Terbersit dalam otak gue bahwa gue harus bisa mengenalkan Stand Up Comedy pada orang banyak. Walaupun gue hanya tercatat sebagai penikmat hal itu, tapi apa salahnya gue mencari lebih banyak penikmat lagi untuk mendukung Stand Up Comedy tumbuh di Indonesia. Tweet para ‘comic’ yang berbau introduksi mengenai Stand Up Comedy terus gue retweet atau mencoba memberi kritik dan saran kepada mereka. Sedikit demi sedikit, teman gue banyak yang bertanya tentang Stand Up Comedy. “Apa sih Stand Up Comedy itu? Seru gak?” Pertanyaan itu yang hampir setiap orang tanya seperti sudah dinaskahi.
            Sejak tahun 2011, memang ada yang sudah familiar dengan Stand Up Comedy. Beruntung, gue jadi ada teman ngobrol dan berbagi kisah mengenai seluruh tentang SUC. Gue mulai datang ke acara SUC yang pertama yaitu Final Stand Up Comedy Season 2 bersama salah seorang teman gue. Tujuan gue kesana adalah mencari sesuatu yang baru. Pernah gue berpikir, apakah sama jika gue menonton SUC di TV dengan menonton secara langsung? Banyak hiburan yang gue dapat, tidak kalah wawasan yang masuk juga banyak. Terharu. Terharu karena kesadaran orang Indonesia akan hal-hal yang merugikan rakyat masih ada, bahkan banyak. Contohnya ya para ‘comic’ yang dengan cara tersendiri bisa menyampaikan keresahan dia atau mewakili keresahan masyarakat Indonesia dengan enak, santai, bahkan membuat bahak. Yang membuat gue menjadi penggemar setia SUC adalah karena dengan mendengarkan para ‘comic’, gue bisa mendapatkan sesuatu yang bermanfaat. Sebagai contoh tentang politik. Seorang ‘comic’ pernah menyampaikan tentang Aburizal Bakrie yang akan mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia selanjutnya. Dia mengatakan bahwa dia tidak setuju, tetapi dia memaparkan alasan mengapa dia tidak setuju dan mengembalikan ingatan para penonton kepada kejadian lampau yaitu Lumpur Lapindo. Mengingatkan penonton bahwa perusahaan yang menyebabkan Lumpur Lapindo adalah perusahaan Bakrie yang sekarang sudah mencapai 800 hektar dan menyebabkan 60.000 penduduk mengungsi. Itu merupakan wawasan bagi gue dan membuat gue berpikir, “Oh iya ya bener juga.” Mendengar materi para ‘comic’ ada saatnya merinding dan ada juga saatnya gue dibuat jeli terhadap sesuatu. Seperti contohnya tag line dalam iklan di Indonesia. Salah satu ‘comic’ yang bisa dikatakan cerdas pernah menyampaikan keresahan dia dengan sebuah tag line iklan yang menyebutkan bahwa ‘Dalam keadaan apapun, pastikan ketiakmu tetap kering.’ Nah! Dia menyampaikan seperti, “Apa maksudnya? Bisa dibayangin ya, misal ada orang yang lagi ditugasin jadi mata-mata dan yang dipikirin tuh bukan sasarannya, tapi ketiaknya. Atasannya telpon dan nanya gimana sasarannya? Dan orang itu jawab iya bisa ditangani bos. Terus atasannya nanya lagi apa ketiakmu kering? Orang itu jawab siap kering bos! Kan gak lucu dan gak masuk akal gitu.” Disitu gue dibuat untuk jeli dan tidak mudah percaya sama apapun, terutama iklan yang memang kerap hiperbola.
            Open minded lah yang sekarang dilatih. Gue merasa kalau SUC adalah salah satu cara agar semua bisa membuka pikiran dan bersifat objektif terhadap semua kenyataan. Kalau salah ya harus bilang salah, kalau benar ya harus diakui kalau memang benar. SUC memang anti sensor dan lebih frontal dibanding kritik yang menggunakan bahasa yang baku dan sopan. Mengapa begitu? Semua harus open mind sekali lagi. Kenyataan, keresahan, pengalaman yang harus dibicarakan sesuai fakta dan bersama-sama belajar dari kesalahan. Untuk apa berbohong, menutupi kesalahan kecil yang sebenarnya biang dari masalah? Gue sangat pro dengan SUC. Tapi kenyataan masih banyak yang tidak paham dengan SUC, malah seperti menghindar karena materi yang disampaikan terlalu anti sensor. Tetapi saat masuk SMA, lebih banyak yang sudah bisa menyukai SUC dengan pikiran yang sama dengan gue seperti pertama gue suka SUC. Gue lebih banyak teman ngobrol tentang SUC, malah teman gue ada yang berbakat manjadi ‘comic.’ Dalam hati seperti, “Wow! Berhasil ternyata.” 2013, artinya dalam kurun waktu 2 tahun sudah banyak yang mengenal SUC dan memandang positif, bukan sinis. Indonesia harus mau merubah apa yang salah dan mungkin memang cara terbaik adalah bukan penyampaian yang adu mulut, tetapi yang santai tapi to the point.
            Untuk itu, saat Stand Up Festival, gue mencoba mengajak siapapun untuk dating ke acara itu. Bukan hanya melihat ‘comic’ yang emang dominan ganteng, tetapi menyerap apa yang akan disampaikan oleh para ‘comic.’ Belajar tidak harus di sekolah, ilmu terkadang hanya didapat di waktu dan tempat tertentu, yang belum tentu semua bisa dapat. Akhirnya gue mendapat teman untuk berangkat kesana, walaupun setelah acara itu banyak yang protes seperti, “Kenapa gak ngajak-ngajak sih?” Gue hanya bisa tertawa. Gue gak marah lah, hanya senang karena semakin banyak yang mengenal SUC. Gak tau kenapa gue bisa sebegini suka sama SUC, padahal gue gak bisa stand up di depan orang banyak. Di Stand Up Festival banyak booth merchandise, Meet & Greet, dan banyak stand makanan. Gue berniat sehari datang kesana, karena itu gue hanya mengeluarkan 50ribu untuk kesempatan yang mungkin gak datang dua kali. Bukan main banyak banget yang datang. Hall Basket Senayan yang panas tidak menyurutkan semangat masyarakat yang menunggu para ‘comic’ beraksi. Gue pun begitu. Gue emang telat sampai sana, tapi gue sama sekali gak nyesel karena gue masih bisa mendapat sesuatu disana. Banyak ‘comic’ yang menyampaikan materi yang sudah pernah disampaikan, hanya saja lebih lucu dan menghibur. Beragam materinya, ada tentang politik, cinta, agama, film, dan lain-lain. Walaupun hingga larut malam, gue merasa senang dan membuat gue gak akan kapok untuk datang lagi ke acara SUC. Pulangnya, gue update tentang SUC, gue merasa lebih penting update tentang SUC ketimbang yang lain. Berbagi pengalaman dan kalau itu bagus, kenapa gak?
            Sekali lagi, SUC di Indonesia adalah baik adanya selama keresahan yang dialami masyarakat tersampaikan dengan baik dan diakhiri dengan mencari solusi yang tepat. Anggap saja saat ‘comic’ sedang menyampaikan materi, kita sebagai penonton adalah teman curhatnya. Antar masyarakat yang mempunyai keresahan yang mungkin sama dan ingin memperbaiki keadaan. Semua dibuat menjadi lucu karena bicara serius akan membuat kita cepat tua :)

BY:      FAADHILA RAMADHANTI MUSTIKADEWI
Penggemar Stand Up Comedy Indonesia







Komentar

  1. keren salut dan terus nulis yah.. ini keren dan terbuka banget..

    BalasHapus
  2. Makasih bang Vikri! InsyaAllah nulis terus, semoga sukses ya jadi comic :) Salam anak Bogor! Hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eco Fun Go! Festival, Meet My New Family!

          Menjadi seorang volunteer Eco Fun Go! Festival adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Pandangan saya tentang volunteer menjadi lebih luas. Menjadi volunteer dalam acara besar ini ternyata tidak hanya menambah pengalaman saya, tetapi juga keluarga, informasi, juga motivasi baru. Mungkin terdengar ambisius, tetapi saat ada ‘lowongan’ untuk menjadi volunteer , hati saya tergerak untuk ikut karena sejujurnya jam terbang saya menjadi volunteer sangat minim. “Mungkin, ini kesempatan yang baik,” kata saya dalam hati waktu itu.            Apa yang membuat saya tertarik? Atau apa motivasi saya menjadi volunteer di Eco Fun Go! Festival? Ini adalah pertanyaan klise mungkin, kalau saja diadakan wawancara dari pihak Ecofun Community. Alhamdulillah, mereka sedang menyaring mahasiswa yang tinggal di sekitaran Bogor supaya mudah untuk mengadakan rapat dan segala persiapannya, mengingat hanya punya waktu kurang dari sebulan. Dan, saya termasuk.           Tapi, sa

Gelak Tawa dari Beragam Budaya

Viva La Komtung, kawan! Bahagia banget sih ada kontes blog review SUCI 5, jadi gue bisa memaparkan betapa sukanya gue dengan Stand Up Comedy ini. Awal gue suka sama SUCI itu tahun 2011 akhir, dimana SUCI 1 berlangsung, dan entah bagaimana gue langsung jatuh cinta sama SUCI. Gue ikutin terus acara Stand Up Comedy, entah acara tapping atau festival. Nah, yang paling ditunggu, ya, acara SUCI di KompasTV ini. Enggak kerasa, sekarang Season 5 udah kelar, dan enggak nyangka juga, cinta gue terhadap SUCI masih sama seperti 3,5 tahun lalu.             Percaya atau enggak, gue mencatat urutan-urutan komika yang tampil dari episode pertama sampai akhir. Ini gue awali dengan urutan di episode pertama, ya. Dan inilah komika-komika hebat yang bisa masuk ke tahap Show: 1.        Muhamad Tomi (TOMY) 2.        Ichsan Danny (BAIM) 3.        Indra Frimawan (INDRA) 4.        Rizky Ubaidillah (UBAY) 5.        Muhammad Rizki (RIGEN) 6.        Anjas Wira Buana (ANJAS) 7.        Barry

INAUGURASI MAXIMUSE #Magangers Batch VI Kompas Muda

     Yeah! Harus nulis lagi, berarti ada pengalaman baru lagi dari gue. Tanggal 11 Juli kemarin, MAXIMUSE atau batch gue di Kompas Muda, melaksanakan inaugurasi. Inaugurasi ini bukan pertemuan terakhir kita, hanya simbol bahwa Batch VI sudah menjadi keluarga besar Kompas! Hari yang susah buat dilupain, 11 Juli 2014. Hebohnya udah mulai dari pagi. Eh, malahan seminggu sebelumnya. Inget gak kita ribut nanya kostum apa yang mau dipake? Inget gak sehari sebelumnya kita, para perempuan bikin grup buat ngomongin catokan, hairspray, dan kawan-kawan, gara-gara gak mau ganggu kalian para laki-laki di grup MAXIMUSE? Inget gak waktu hari H kita pusing dandan di toilet, pusing mikirin pakai high heels atau flat shoes ? Inget gak para laki-laki, bingung jas dan kemeja serta dasi yang mau dipake? But, honestly, pada hari Jumat tanggal 11 Juli 2014, kita sudah tampil cantik dan ganteng kok hahaha. Hari itu, Magangers Batch V a.k.a Creafizoth udah keren banget bikin acara inaugurasi