Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Untukmu #2

Tidak ingin, tapi merasakan. Ya, kadang hidup selucu itu.  Adakah yang salah dari mood yang tiba-tiba tidak bersahabat? Ingin keluar dari keramaian, menumpas siapapun yang menghalanginya pergi. Kesalahan itu terletak pada hati ini, kurasa. Tidak ada jaminan, kan, bahwa jika orang itu baik, dia akan baik selamanya? Teori macam apa itu? Diri ini hampir memahami seluruh masalah hidupmu. Terpanggil atau terpaksa? Diri ini mencoba berbincang denganmu dengan syarat, menyesuaikan dengan keadaan hatimu. Kebaikan atau keterlaluan? Ah, aku pun tidak mengerti. Sudah terlalu sering aku menerapkan teori yang aku dapatkan ketika duduk di bangku SD. Toleransi kepada orang lain. Anggap saja orang lain dalam konteks ini adalah dirimu. Hebat, kan? Hebat, karena aku bertahan dalam waktu yang aku juga tidak ingin hitung. Hebat, karena kamu membuatku berdiri di ‘titik’ ini sampai hari ini tanpa usaha sedikit pun. “Hebat atau bodoh?” logikaku bersuara. Nampaknya, dia telah jengah terhad

Untukmu #1

            Aku benar-benar tidak mengerti. Hampir dua belas purnama aku mengenalmu. Apa yang membuatmu selalu memutuskan untuk terpuruk di waktu-waktu sendirimu? Jawabannya hanya satu dan mungkin bertolak belakang dengan pendapatmu selama ini, “Aku bukan hal penting di hidupmu”, bukan begitu? Simpan kata-kata ‘terbaik’ mu, katakan dan nyatakan pada orang yang tepat kelak, jangan kepadaku. Sejak saat itu—saat pertama aku mengenalmu—mungkin saat itu juga aku berharap menjadi orang yang mendengar kata-kata ‘terbaik’ mu kelak. Tapi, semakin mengetahui segala tentangmu, aku semakin yakin bahwa ada batas diantara kita yang sangat kokoh. Aku hanya merasa sakit. Sakit setiap kali kamu selalu menyalahkan diri sendri. Sakit setiap tahu kalau kamu merasa tidak ada gunanya atas semua pencapaianmu saat ini. Sakit, karena ternyata kamu tidak pernah menganggapku. Sudah cukup banyak yang kita perbincangkan, tetapi kurasa belum sedikit pun ‘pintu’ itu terkuak. Atau memang tidak akan? Aku

28 November 2016

                       Selamat Hari Dongeng Nasional! Tahu kenapa 28 November dijadikan Hari Dongeng Nasional, Bil? Cari tahu sendiri lah, ya. Tapi aku berharap kamu bisa menebar manfaat dan terus diingat semua orang atas karyamu, seperti sosok yang dijadikan alasan mengapa 28 November ditetapkan sebagai Hari Dongeng Nasional. Sudah melakukan perubahan apa saja selama 20 tahun ini? Kuharap dirimu sudah banyak belajar dan memantaskan diri seperti yang selalu kau ungkapkan. Semoga semakin diperjelas jalan yang akan kau tempuh, Bil. Di sini aku hanya bisa mendoakan, tidak punya hak untuk ikut apalagi mencoba menjadi penunjuk jalanmu.             Lalu, apa rencanamu? Mengakhiri ‘kepala’ 1 dengan meninggalkan banyak pahit manis kenangan di belakangmu? Atau membiarkan kenangan itu tersimpan rapi di salah satu bilik hatimu dan terpatri di salah satu bagian otakmu? Aku seperti yakin bahwa seorang Bilfan Nur Aulia Rahman akan semakin sibuk ke depannya, semoga selalu hal positif.

SB-IPB, Siap Mengukir Sejarah Baru

              Pemimpin adalah orang yang bisa disegani, bukan ditakuti. Setiap orang lahir menjadi seorang pemimpin, kan? Hanya saja di waktu dan tempat yang berbeda. Bukan hanya waktu dan tempat, tetapi juga mental yang harus siap.                 Gue akan mendukung siapapun nanti yang akan terpilih. Sungguh, Sekolah Bisnis IPB sedang berada di bawah atmosfer ‘itu’. Atmosfer yang membuat setiap pasang mata yang bertemu tidak sejujur dulu, yang membuat kata “Hai” tidak seintensif dulu, dan yang membuat pikiran ini bekerja lebih ekstra.                 Senang dan bahagia setelah tahu bagaimana antusias kami, mahasiswa Sekolah Bisnis IPB, saat open recruitment ini dilaksanakan. Bukan masalah kemampuannya yang sudah mumpuni atau jam terbang organisasinya yang tinggi, tapi niat baik dari para pasangan calon. Tidak pernah terpikirkan akan berada di sini, di SB-IPB, dan menjadi saksi sejarah peradaban baru organisasi kemahasiswaan.                 Isi dari visi dan misi mer