Langsung ke konten utama

BAGIAN II



            Gue perlu koneksi yang banyak, itu yang gue camkan di dalam otak. Kamar 081, lorong 6, gedung A1, siap menampung gue selama setahun ke depan. Sembari berdoa semoga dapat kasur bawah, gue berjalan menuju kamar. Gotcha! Gue dapat kasur bawah! Di kasur lain, sudah ada satu penghuni yang ternyata bernama Regita atau biasa dipanggil Gita.
            Beres-beres kamar adalah satu hal lagi yang menyebalkan. Gue sudah membayangkan akan merutinkan diri untuk hal yang satu ini selama setahun. Belum lagi mencuci piring, menyapu, mengepel, merapikan baju dan celana di dalam lemari, dan pekerjaan detail lainnya. Well, gue belum siap.
            Sabtu itu sangat sibuk. Ibu dan Ayah serta adik gue yang super ribut---maklum baru 5 tahun---akhirnya pulang. Tidak menunggu berjam-jam, satu lagi penghuni, alias penghuni terakhir datang. Namanya Della. Hari yang terasa sangat panjang itu, gue manfaatkan untuk berinteraksi dengan teman sekamar. Tidak terlalu buruk. Justru akan terdengar sangat hebat!
v   
            Regita Dwi. Anak Pemalang satu ini sukses bikin gue kangen Solo. Bukan cuma karena sama-sama Jawa Tengah, lebih karena logatnya sih. Ya, maaf bawa perasaan banget haha. Gue kira ini anak diem, taunya makin kesini makin keliatan hebohnya. Tahan banget tidur sob! Mau udaranya panas atau agak dingin, tetep aja kalo udah tidur, nyerah deh banguninnya. Eits, tapi jangan salah, rajin banget deh. Paling expert masalah nyuci, jemur, dan nyetrika, juga dandan. Big thanks to Gita udah ngajarin gue nyetrika dengan benar. She’s an honest person. Intinya bersyukur punya teman sekamar kayak dia :)
            Dellania Tri Husnisa, biasa dipanggil Della. Teman sekamar yang masih gue kira cowok haha. Gimana enggak, anak Jakarta ini alumni SMAN 70 Jakarta dan mantan ketua ekstrakurikuler pecinta alam, Sisgahana. Gue sering tukar pikiran sama dia, dia berhasil membuka pikiran gue tentang imej 70. Thanks juga sudah mau banyak diskusi tentang berbagai hal! Asik banget sih anaknya, tapi dia sering banget ninggalin kamar gara-gara tugas Fisika yang seabrek-abrek. Kalau udah pulang kuliah, anak yang mengajukan diri jadi PJ Sementara ini pasti ada di markas Fisikanya, di Lorong 5. Setiap hari sekitar jam 12-2 pagi baru nongol di kamar, numpang tidur doang. Dia easy going dan rame banget, selorong bisa dia bikin rame dan nyatu. Entah kenapa udah kayak deket banget sama ini anak, apa-apa tentang kuliah atau tentang masalah gue, pasti larinya ke dia curhatnya. Maaf ya, Del… Semoga kita bisa rajin kayak Gita, juga bisa dandan biar agak feminine aamiin. Terakhir, semoga lu bisa jadi teman sekamar gue yang bukan cuma ada saat gue seneng, tapi ada saat gue dan Gita membutuhkan teman ngobrol. Selamat ya terpilih jadi Bu RT!! Jangan ninggalin lorong yhaaa! Note: Thanks loh udah manggil gue dengan panggilan Dhila.
            Pengalaman dua minggu ini bener-bener nambah pengalaman buat gue. Bahkan yang tadinya gak muncul di pikiran gue. Salah satunya ya teman sekamar yang gokil abis. Enggak hanya itu, gue mau cerita tentang sekumpulan anak yang katanya salah satu pioneer. Siapa mereka? Dan kenapa gue bisa masuk ke dalamnya?
BERSAMBUNG DULU, GENGS!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

99 Cahaya di Langit Eropa Part 1 (Film)

Setelah baca novel karya Hanum Rais setahun yang lalu, akhirnya film itu muncul. 99 Cahaya di Langit Eropa akhirnya dijadikan film! Seneng banget lah dan hari pertama main, langsung pengen nonton, tapi baru kesampean kemarin, 8 Desember 2013 bareng temen-temen XI IPA 2 :D Gue mau review film 99 Cahaya di Langit Eropa ya, mohon maaf yang belum nonton, diliat dulu review-nya juga boleh hehe.             Hanum yang ikut dengan suaminya, Rangga--yang melanjutkan studinya di Wina--sempat merasa bosan. Hanum ingin pulang ke Indonesia, tetapi lambat laun, dengan orang dan lingkungan yang baru dikenalnya, seketika Hanum jatuh cinta terhadap Eropa! Semua berawal dari Hanum mengikuti kursus Bahasa Jerman. Dia bertemu seorang wanita berhijab yang ternyata bernama Fatma Pasha. Singkat cerita, Hanum banyak belajar dari seorang Fatma. Pelajaran paling berharga, yang membuat Hanum jatuh cinta terhadap Eropa adalah, ternyata banyak sekali rah...

Gelak Tawa dari Beragam Budaya

Viva La Komtung, kawan! Bahagia banget sih ada kontes blog review SUCI 5, jadi gue bisa memaparkan betapa sukanya gue dengan Stand Up Comedy ini. Awal gue suka sama SUCI itu tahun 2011 akhir, dimana SUCI 1 berlangsung, dan entah bagaimana gue langsung jatuh cinta sama SUCI. Gue ikutin terus acara Stand Up Comedy, entah acara tapping atau festival. Nah, yang paling ditunggu, ya, acara SUCI di KompasTV ini. Enggak kerasa, sekarang Season 5 udah kelar, dan enggak nyangka juga, cinta gue terhadap SUCI masih sama seperti 3,5 tahun lalu.             Percaya atau enggak, gue mencatat urutan-urutan komika yang tampil dari episode pertama sampai akhir. Ini gue awali dengan urutan di episode pertama, ya. Dan inilah komika-komika hebat yang bisa masuk ke tahap Show: 1.        Muhamad Tomi (TOMY) 2.        Ichsan Danny (BAIM) 3.        Indra...

Patah Hati dan Koala Kumal

Hari ini, satu lagi film Indonesia sekaligus karya penulis ternama, Raditya Dika, sudah saya tonton, walaupun nonton sendiri haha. Judulnya Koala Kumal. Bukunya sudah terlebih dahulu aku baca. Menurut pengalaman, film yang diadaptasi dari buku biasanya tidak lebih bagus dari bukunya. Tapi, film Raditya Dika ini bisa sesuai dengan bukunya dan tidak terlalu mengecewakan. Ini juga dikarenakan penulis, sutradara, dan aktor diperankan oleh Dika sendiri. Penulisan buku Dika yang satu ini rapi dan lebih serius dari buku-buku dia sebelumnya hehe. Alurnya sudah tidak asing dan mungkin juga banyak dialami oleh masyarakat. Tentang patah hati. Aku tidak akan membocorkan ceritanya di sini, jika memang kalian belum membaca buku sekaligus menonton filmnya. Pemainnya terarah dengan baik sehingga feel nya dapet dan penonton bisa ikut merasakan bagaimana saat menjadi Andrea, Dika, Trisna, maupun James.  Film ini. Kata-kata di film ini. Semua mengingatkanku lagi dengan masalah-m...