Langsung ke konten utama

PART II



           Aku adalah seorang siswi SMP. Guru-guru selalu memuji nilaiku yang selalu memuaskan. Setiap malam, selalu saja ada yang menanyakan PR lewat telepon, tak terkecuali Deka dan Reyna. Mereka adalah teman dekatku di tingkat terakhir SMP ini. Aku terkenal serius dan rajin di lingkungan sekolah karena hampir setiap hari masuk ke perpustakaan. Aku bukan orang yang terlalu aktif berorganisasi seperti Reyna, ataupun kelewat apatis seperti Deka. Hanya ekstrakurikuler Bahasa Inggris yang aku ikuti, selebihnya aku hanya fokus pada pelajaran. Tapi, satu sifat yang kentara, aku ‘gak enakan’ sama orang lain. Sama seperti Reyna, aku pun tidak terlalu memikirkan soal cowok, walaupun pernah beberapa kali dekat dengan kaum itu. Sampai pada waktu ini, aku dan Reyna berada di posisi yang tidak seharusnya.
            Reyna masih saja bicara panjang lebar tentang Dimas. “Run, mending gue sapa duluan atau gimana, ya?” Hening. Pertanyaan sekaligus kalimat terakhir dari mulut Reyna sukses membuat kerongkonganku kering. Belum sempurna menelan ludah, seseorang yang sedari tadi kami bicarakan akhirnya datang. Dimas datang.
            Reyna tergagap saat ingin memutuskan untuk menyapa atau diam. Dimas seperti tidak menggubris keberadaan Reyna, lalu memilih tempat duduk di sebelahku. Gawat! Dengan setengah terengah, dia masih menyempatkan senyum untukku. Aku menoleh ke arah Reyna yang mencuri lirik Dimas, lalu aku beralih menoleh ke arah Dimas. Dalam hati aku berdoa semoga hari ini lekas berakhir.
            Salah satu guru Matematika masuk. Beliau sangat kompeten dan bersahabat dalam mengajar sehingga aku melupakan sejenak masalah Reyna dan Dimas. Saat soal kuis, kebetulan aku dan Dimas mengacungkan jari secara bersamaan. Aku dan Dimas saling tertawa tanpa melihat reaksi Reyna yang terlihat heran dengan sikapku. “Ayo, Runy dan Dimas silakan maju. Tuliskan jawabannya.”
            Jawabanku dan Dimas ternyata benar, lalu diikuti tepuk tangan teman-teman sekelas. Sempat kami beradu tentang jawaban siapa yang paling benar, lalu tawa kami pecah di depan kelas. Saat itu, aku seperti merasa tidak terjadi apa-apa sebelumnya, termasuk tidak ada cerita Reyna yang kagum dengan Dimas. Akhirnya, kami dipersilakan duduk kembali.
Setelah menjatuhkan diri di kursi, kepalaku refleks menoleh ke arah kanan, yaitu Reyna. Senyum yang tadi mengembang di wajahku langsung redup, rahangku mulai kaku. Kesadaranku sempurna pulih saat Reyna berbisik, “Baru kali ini gue kagum sama cowok. Tolong, Run, kasih gue kesempatan.”
            Lama sekali rasanya sampai akhirnya bel berbunyi. Saat aku membereskan buku, Reyna sudah meninggalkan kursi dan langsung keluar kelas. Pikiranku tidak keruan, ditambah lagi pertanyaan Dimas untuk ikut pulang bersamanya. Aku langsung menolak dan bergegas menuruni anak tangga. Sekilas terlihat Dimas yang kebingungan.

  •   

            Aku, Reyna, dan Deka les dua kali seminggu. Hari yang tidak aku harapkan itu jatuh pada hari Senin. Kami kembali les pada hari Rabu. Hari ini hari Selasa dan aku merasa canggung saat ingin bicara dengan Reyna, sama seperti waktu pertama kali bertemu. Deka datang terakhir setelah kami, dia mengernyitkan dahi saat melihat aku dan Reyna duduk berjauhan. Aku langsung memberikan tanda agar bicara di luar kelas. Deka mengangguk.
            Aku menceritakan tentang Reyna yang pertama kali kagum sama cowok dan tentang Dimas yang sejak dua minggu lalu sudah mulai dekat denganku. “Wah, pantes aja Run muka dia dilipet gitu tadi,” kata Deka setengah berteriak. Aku langsung memberi peringatan agar suaranya dipelankan. Deka khilaf untuk yang kesekian kalinya.
            “Sekarang gue harus gimana? Bilang ke dia bahwa faktanya adalah Dimas udah deket sama gue? Atau mencoba mengenalkan Reyna ke Dimas? Toh, gue sama Dimas masih temen biasa aja,” kata gue dengan air muka penuh harap.
            “Gila lo, Run. Perasaan Dimas gimana? Kalo ternyata Dimas suka sama lo dan dia malah dikenalin sama Reyna, gimana coba? Please, jangan egois. Nanti gue pikirin, deh. Lagian minggu ini masih ada acara OSIS, Reyna masih harus bantu-bantu, mungkin dia akan lupa sebentar masalah ini.” Deka, gadis apatis ini kalau sudah sayang dengan seseorang, apalagi sahabatnya, akan berubah 180 derajat. Aku berusaha percaya dengan ucapan Deka, mungkin Reyna akan sibuk minggu ini dan lupa sesaat soal Dimas.
            Rabu. Aku masih merasa bersalah karena sikap Reyna yang saat ini masih dingin. Saat mencoba berbicara, Reyna menjawab sekenanya dan melengos pergi. Aku sengaja memilih tempat duduk jauh dari Reyna, duduk di depan. Dua jam les seperti seharian di kelas. Aku tidak konsentrasi karena memikirkan Reyna. Hari itu Dimas tidak masuk, entah apa sebabnya, dia juga tidak mengirim sms kepadaku.
            Pelajaran Fisika berakhir ditandai bel panjang berbunyi. Deka menepuk bahuku saat Reyna sudah menuruni tangga dahulu. “Percaya sama gue, Run. Gue akan ngomong sama dia, gue tahu sifat dia kayak gimana.” Aku mengangguk pasrah.
            Aku mendorong pintu masuk, berjalan gontai menuju pangkalan angkot saat ada suara berat cowok  namaku. Aku menoleh, menatap sosok itu, dia satu kelas denganku tapi aku tidak kenal dengannya. “Lo manggil gue?” Dia mengangguk. Wajahnya terpancar sinar matahari sore, lalu dia mengulurkan tangan. “Nama gue Gama kalo lo belum tahu. Gue tahu masalah lo sama Reyna. Maaf kalo lancang, tapi bisa bicara sebentar?”
            Aku tersentak. Bagaimana bisa dia, yang bernama Gama itu, tahu masalahku dengan Reyna? Siapa dia sebenarnya dan apa urusannya dengan masalah ini?
(BERSAMBUNG)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eco Fun Go! Festival, Meet My New Family!

          Menjadi seorang volunteer Eco Fun Go! Festival adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Pandangan saya tentang volunteer menjadi lebih luas. Menjadi volunteer dalam acara besar ini ternyata tidak hanya menambah pengalaman saya, tetapi juga keluarga, informasi, juga motivasi baru. Mungkin terdengar ambisius, tetapi saat ada ‘lowongan’ untuk menjadi volunteer , hati saya tergerak untuk ikut karena sejujurnya jam terbang saya menjadi volunteer sangat minim. “Mungkin, ini kesempatan yang baik,” kata saya dalam hati waktu itu.            Apa yang membuat saya tertarik? Atau apa motivasi saya menjadi volunteer di Eco Fun Go! Festival? Ini adalah pertanyaan klise mungkin, kalau saja diadakan wawancara dari pihak Ecofun Community. Alhamdulillah, mereka sedang menyaring mahasiswa yang tinggal di sekitaran Bogor supaya mudah untuk mengadakan rapat dan segala persiapannya, mengingat hanya punya waktu kurang dari sebulan. Dan, saya termasuk.           Tapi, sa

Gelak Tawa dari Beragam Budaya

Viva La Komtung, kawan! Bahagia banget sih ada kontes blog review SUCI 5, jadi gue bisa memaparkan betapa sukanya gue dengan Stand Up Comedy ini. Awal gue suka sama SUCI itu tahun 2011 akhir, dimana SUCI 1 berlangsung, dan entah bagaimana gue langsung jatuh cinta sama SUCI. Gue ikutin terus acara Stand Up Comedy, entah acara tapping atau festival. Nah, yang paling ditunggu, ya, acara SUCI di KompasTV ini. Enggak kerasa, sekarang Season 5 udah kelar, dan enggak nyangka juga, cinta gue terhadap SUCI masih sama seperti 3,5 tahun lalu.             Percaya atau enggak, gue mencatat urutan-urutan komika yang tampil dari episode pertama sampai akhir. Ini gue awali dengan urutan di episode pertama, ya. Dan inilah komika-komika hebat yang bisa masuk ke tahap Show: 1.        Muhamad Tomi (TOMY) 2.        Ichsan Danny (BAIM) 3.        Indra Frimawan (INDRA) 4.        Rizky Ubaidillah (UBAY) 5.        Muhammad Rizki (RIGEN) 6.        Anjas Wira Buana (ANJAS) 7.        Barry

INAUGURASI MAXIMUSE #Magangers Batch VI Kompas Muda

     Yeah! Harus nulis lagi, berarti ada pengalaman baru lagi dari gue. Tanggal 11 Juli kemarin, MAXIMUSE atau batch gue di Kompas Muda, melaksanakan inaugurasi. Inaugurasi ini bukan pertemuan terakhir kita, hanya simbol bahwa Batch VI sudah menjadi keluarga besar Kompas! Hari yang susah buat dilupain, 11 Juli 2014. Hebohnya udah mulai dari pagi. Eh, malahan seminggu sebelumnya. Inget gak kita ribut nanya kostum apa yang mau dipake? Inget gak sehari sebelumnya kita, para perempuan bikin grup buat ngomongin catokan, hairspray, dan kawan-kawan, gara-gara gak mau ganggu kalian para laki-laki di grup MAXIMUSE? Inget gak waktu hari H kita pusing dandan di toilet, pusing mikirin pakai high heels atau flat shoes ? Inget gak para laki-laki, bingung jas dan kemeja serta dasi yang mau dipake? But, honestly, pada hari Jumat tanggal 11 Juli 2014, kita sudah tampil cantik dan ganteng kok hahaha. Hari itu, Magangers Batch V a.k.a Creafizoth udah keren banget bikin acara inaugurasi