Jadi gini, readers. Gue ingin meminta maaf karena sedikit ingkar janji. Padahal postingan setelah ‘Bunga Tidur’ harusnya membahas disruption teknologi saat ini. Disruptive innovation yang sering disebut-sebut para intelek. Tapi, hari ini aku harus mengulas seseorang, yang tak kalah ‘ disrupting ’ di kehidupan gue. Hehe, canda. Mulai dari mana nih, Nav? Iya, jadi seseorang yang ingin gue bahas adalah wanita keturunan Medan tetapi telah merasakan pahit-asam-manis-asin kehidupan di Depok, Navila Purba. Kenapa gue bisa tahu dia di awal perjumpaan di CCR? Usut punya usut, ternyata dia ini salah satu teman saudara gue di SMAN 5 Depok. Mungkin itu ya, Nav, yang membuat kita akhirnya deket? Cie. Terkhusus wanita satu ini, yang gak pernah gak ngebut kalau udah sama motornya, kayanya cuma di tulisan ini gue mengucapkan beribu terima kasih. Terima kasih karena sudah hadir di sejarah kehidupan perkuliahan gue. Terima kasih sudah