Langsung ke konten utama

Bunga Tidur

Apakah kalian setuju dengan pernyataan bahwa mimpi adalah bunga tidur dalam arti sebenarnya? Apakah kalian percaya bahwa terkadang mimpi yang diberikan olehNya mengandung pesan khusus? Aku rasa kalian memiliki pendapat masing-masing mengenai si ‘bunga tidur’ ini.

Ya, dua hari berturut-turut aku bermimpi. Tentu ini bukan lagi hal asing, karena setiap orang pasti pernah bermimpi saat tidur. Tetapi menurutku, mimpi kali ini begitu berbeda. Menghadirkan dua orang yang berbeda, yang pernah berpengaruh bahkan hingga saat ini masih berpengaruh. Mungkin lebih tepatnya mengganggu. Dua orang yang berbeda karakter, tetapi dalam mimpiku, mereka bertukar karakter tanpa adanya penjelasan di awal mengapa aku sampai diberikan mimpi seperti itu. Nah kan.

Sebut saja Bobo dan Dodo. Aku memiliki kisah berbeda dengan dua orang ini. Bobo dengan segala ketidakpekaannya (sebenarnya dia peka sih, hanya saja dalam beberapa hal dia benar-benar tidak peka-_-), tetapi dia selalu saja berusaha menghiburku jika aku sedang ada masalah. Walaupun tidak selalu mempan, tapi aku selalu senang karena peduli terhadap sesama masih berlaku di dunia ini. Aku kagum bagaimana dia berusaha maksimal dalam setiap aktivitas yang dikerjakan dan selalu ingin memperbaiki diri. Lain hal dengan Dodo. Dua orang ini sebenarnya memiliki sifat yang sama, tetapi Dodo lebih menyebalkan karena dia begitu angkuh dengan segala kemampuannya. Terkadang, karena terlalu muak dengan perilakunya, aku menegurnya dengan cara yang tidak halus. Maafkan aku, tapi Dodo memang harus diperlakukan seperti itu. Dia memiliki point of view sendiri yang mungkin sebenarnya baik, tetapi dia tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan di sekelilingnya sehingga banyak orang yang tidak respect terhadapnya.

Sudah ada gambaran tentang kedua orang ini? Tidak perlu terlalu detil karena akan mengundang banyak komentar nanti hahaha. Setidaknya kalian, readers-ku, sudah bisa membayangkan bagaimana realita yang ada. Dan sekarang aku akan menceritakan mimpi anehku.


Aku lupa hari dan tanggal berapa mimpi itu hadir. Di dalam mimpiku, Dodo—yang menyebalkan luar biasa—hampir saja kesiangan masuk kampus. Entah kenapa di mimpiku, kita semua kuliah di tempat yang sama dan kampusnya adalah SMA ku. Ikutin aja alur aneh ini, ya. Dodo tergesa berangkat ke sekolah dengan motornya, tanpa mandi. Ingat, tanpa mandi. Mungkin itu tidak menjadi masalah besar di dalam mimpiku, lupakan. Dia mengendarai motor hingga akhirnya sampai di depan gerbang. Saat itu, aku dan satu temanku sedang jalan kaki dan tidak sengaja aku melihatnya. Aku yang memang tidak terlalu suka dengan perilakunya, hanya melengos, tidak menggubrisnya. Tapi, tiba-tiba motornya semakin mendekatiku dan dia berseru, “Hei, hei. Tunggu sebentar dong.” Aku sedikit terkesiap, lalu berhenti bersama temanku itu. Aku, saat itu, melihat wajahnya yang terkena sinar matahari pagi. Begitu baik auranya. Aneh, pikirku. 

Dodo tersenyum melihatku sembari menanyakan kabar. Apa-apaan ini? Kalian bisa memastikan raut wajah bingungku karena kelakuannya saat itu. Aku langsung mengeluarkan jurus ‘ngeles’ karena kita memang kesiangan dan dia malah mengajakku mengobrol. Tapi, belum sempat aku bicara apapun, dia melanjutkan, “Gue tuh cuma mau berubah. Dan gue yakin lu bisa buat gue jadi lebih baik.” Dang! Kaget. Aku tahu bahwa mimpi terkadang alurnya kacau dan lompat-lompat, tapi yang ini benar-benar kacau. Ada perasaan senang karena akhirnya dia mau berubah, tapi aku bingung bagaimana meresponnya. Niatku tidak sepenuhnya disitu dan ingin segera pergi, langsung kutanya, “Apa jaminannya kamu akan jadi lebih baik?”

Dan jawabannya langsung membangunkanku. Sungguh.

“Masa depanmu. Aku berjanji membuat masa depanmu sangat baik.”

Apa artinya?



Oke. Sekarang tentang Bobo—si peka yang tidak peka—yang muncul di mimpiku H+1 setelah mimpi aneh tentang Dodo. Mungkin ini akan lebih pendek karena mimpi tentangnya ternyata mengecewakanku dalam tidur. Bayangkan, dalam tidur saja dia bisa-bisanya membuatku kecewa. Astaghfirullah.

Maaf ya, aku juga tidak mengerti kenapa ini begitu aneh. Bobo tiba-tiba saja mengabariku bahwa dia ingin bertemu. Ya, tentu saja aku menyetujuinya. Saat itu, aku tidak berpikir macam-macam karena aku tahu pasti dia hanya ingin bercerita, entah tentang apa. Tetapi, langsung pupus semua ekspektasiku bahwa dia akan bercerita panjang lebar kepadaku. Karena apa yang aku lihat telah menjadi jawaban, bahkan sebelum pertanyaan itu muncul di kepalaku. 

Aku memberanikan diri untuk mendekati mereka. Ya, mereka. Karena ternyata Bobo bersama sosok perempuan yang begitu asing. Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya. Berusaha memberi senyum terbaikku, aku pun memanggilnya. “Hai, Bobo.”

Bobo melihatku dan memasang wajah sedikit gugup. Dia melihatku dan mereka menghadapku. Kalian tahu rasanya menunggu MC saat ingin mengumumkan juara pertama sebuah lomba? Saat MC mulai berkata, “Dan juara pertama jatuh kepadaaaaa...”? Itulah yang aku rasakan. Tidak karuan. Aku mencoba menenangkan diri dengan mencoba tersenyum. Nihil. Kalau saat itu aku diberi kaca, sepertinya wajahku saat tidak terkontrol. 

Bahkan saat tidur, bisa-bisanya dia membuatku kecewa. 

Dia menunjuk sosok perempuan di sebelahnya dan mengucapkan kalimat itu. “Dia calon pendampingku dan mulai sekarang, kita tidak perlu bicara apa-apa lagi.”

Dang!

Dia melengos pergi bersama si calon pendampingnya. Meninggalkanku yang tidak tahu harus berkata apa. Tidak tahu harus bagaimana bereaksi atas pernyataannya barusan.
Sampai akhirnya Allah membangunkanku, Dia masih sayang kepada hambaNya yang penuh dosa ini.


Well. Itu mimpiku tentang dua orang yang aku jelaskan di awal. Dua orang ‘berpengaruh’. Hehe, sampai saat ini aku bingung dengan maksud bunga tidurku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

99 Cahaya di Langit Eropa Part 1 (Film)

Setelah baca novel karya Hanum Rais setahun yang lalu, akhirnya film itu muncul. 99 Cahaya di Langit Eropa akhirnya dijadikan film! Seneng banget lah dan hari pertama main, langsung pengen nonton, tapi baru kesampean kemarin, 8 Desember 2013 bareng temen-temen XI IPA 2 :D Gue mau review film 99 Cahaya di Langit Eropa ya, mohon maaf yang belum nonton, diliat dulu review-nya juga boleh hehe.             Hanum yang ikut dengan suaminya, Rangga--yang melanjutkan studinya di Wina--sempat merasa bosan. Hanum ingin pulang ke Indonesia, tetapi lambat laun, dengan orang dan lingkungan yang baru dikenalnya, seketika Hanum jatuh cinta terhadap Eropa! Semua berawal dari Hanum mengikuti kursus Bahasa Jerman. Dia bertemu seorang wanita berhijab yang ternyata bernama Fatma Pasha. Singkat cerita, Hanum banyak belajar dari seorang Fatma. Pelajaran paling berharga, yang membuat Hanum jatuh cinta terhadap Eropa adalah, ternyata banyak sekali rah...

Tepat 17 Tahun

Bismillahirrahmanirrahim.          Bismillah mulai hari ini, 26 Juli 2014, lebih mendekatkan diri padaNya. Gue tahu ini kewajiban, gue tahu ini akan jadi pertanggungjawaban Ayah di akhirat kelak. Ilmu yang gue sekarang punya, masih kurang. Semoga dengan keputusan gue ini (eh bukan keputusan, ini kesadaran gue akan kewajiban dari Dia kepada seluruh muslimah), akan banyak hikmah yang kelak gue dapat.          Teman-teman yang sudah mendorong gue terus, yang sudah mencontohkan, yang udah berhasil menyindir dengan segala cara (jahat ya wkwk), yang enggak ada bosan-bosannya mengingatkan gue dan nanyain terus kapan mulai, terima kasih banyak! Tanpa peran kalian, mungkin hanya ada sebatas niat tanpa implementasi. Semoga kebaikan kalian dibalas dengan yang lebih baik dari Yang Maha Pemberi Nikmat. Aamiin.          Dan ini yang baru gue inget! Gue lahir di Bogor, 7...

Eco Fun Go! Festival, Meet My New Family!

          Menjadi seorang volunteer Eco Fun Go! Festival adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Pandangan saya tentang volunteer menjadi lebih luas. Menjadi volunteer dalam acara besar ini ternyata tidak hanya menambah pengalaman saya, tetapi juga keluarga, informasi, juga motivasi baru. Mungkin terdengar ambisius, tetapi saat ada ‘lowongan’ untuk menjadi volunteer , hati saya tergerak untuk ikut karena sejujurnya jam terbang saya menjadi volunteer sangat minim. “Mungkin, ini kesempatan yang baik,” kata saya dalam hati waktu itu.            Apa yang membuat saya tertarik? Atau apa motivasi saya menjadi volunteer di Eco Fun Go! Festival? Ini adalah pertanyaan klise mungkin, kalau saja diadakan wawancara dari pihak Ecofun Community. Alhamdulillah, mereka sedang menyaring mahasiswa yang tinggal di sekitaran Bogor supaya mudah untuk mengadakan rapat dan segala persiapanny...