Langsung ke konten utama

Patah Hati dan Koala Kumal






Hari ini, satu lagi film Indonesia sekaligus karya penulis ternama, Raditya Dika, sudah saya tonton, walaupun nonton sendiri haha. Judulnya Koala Kumal. Bukunya sudah terlebih dahulu aku baca. Menurut pengalaman, film yang diadaptasi dari buku biasanya tidak lebih bagus dari bukunya. Tapi, film Raditya Dika ini bisa sesuai dengan bukunya dan tidak terlalu mengecewakan. Ini juga dikarenakan penulis, sutradara, dan aktor diperankan oleh Dika sendiri.

Penulisan buku Dika yang satu ini rapi dan lebih serius dari buku-buku dia sebelumnya hehe. Alurnya sudah tidak asing dan mungkin juga banyak dialami oleh masyarakat. Tentang patah hati. Aku tidak akan membocorkan ceritanya di sini, jika memang kalian belum membaca buku sekaligus menonton filmnya. Pemainnya terarah dengan baik sehingga feel nya dapet dan penonton bisa ikut merasakan bagaimana saat menjadi Andrea, Dika, Trisna, maupun James. 

Film ini. Kata-kata di film ini. Semua mengingatkanku lagi dengan masalah-masalah hati yang ada di masyarakat, terutama remaja. 

Membicarakan masalah hati memang tidak akan ada ujungnya. Hati seseorang bisa begitu mudahnya jatuh. Hati seseorang juga bisa begitu mudahnya terluka. Apa itu sebuah siklus? Siklus kehidupan yang sering diibaratkan seperti roda, apakah juga berlaku pada hati? 

Jatuh hati pada seseorang. Siapa yang tidak pernah? Aku rasa semua pernah merasakan. Proses selanjutnya yang biasa setiap insan manusia lakukan adalah pendekatan. Pendekatan ini biasanya menjadi hukum mutlak untuk laki-laki, karena perempuan pada kodratnya hanya menunggu, bukan memulai. Tetapi, zaman sekarang, semua mungkin terjadi. Tidak sedikit perempuan yang melakukan pendekatan terlebih dahulu. Mengapa bisa begitu? Apa karena laki-laki zaman sekarang tidak terlalu memikirkan untuk berpasangan? Atau karena gengsi laki-laki lebih besar dari perempuan? Ah, aku tidak tahu.

Kata ‘pacaran’ akan menjadi kata selanjutnya setelah pendekatan. Banyak yang akhirnya memutuskan untuk melanjutkan ke tahap ini. Aku tidak mengerti mengapa menjalin hubungan seperti ini dilakukan. Aku tidak menghakimi siapapun, hanya saja ilmuku tentang cinta belum bisa mencerna apa itu ‘pacaran’. Apa aku harus berguru untuk mendalami ilmu cinta? Ah ya, aku lupa. Aku sudah punya, Sang Maha Cinta. Aku bisa memohon petunjuk apapun dari Sang Maha Cinta. Jadi, apa yang harus kulakukan jika perasaan cinta yang Kau beri ini hadir?

Hm, tapi ada juga yang berujung pada patah hati. Patah hati ini bisa dialami sebelum tahap pacaran atau sesudah pacaran. Patah hati adalah bagian paling diingat mungkin oleh setiap orang. Patah hati berarti terluka. Hati yang terluka, apa bisa disembuhkan? Bisa, mungkin bisa. Tetapi perlu diingat, bekas luka itu akan selalu terpatri, akan tertinggal dan kapanpun bisa terbuka lagi, bahkan bisa lebih lebar.

Sebagian orang percaya bahwa memulai lagi dengan cinta yang baru, dengan orang yang baru, akan berhasil menyembuhkan luka yang pernah dialami. Tapi, tidak sedikit yang percaya bahwa perlu waktu lama untuk bisa memberikan rasa cinta itu kepada orang lain, atau malah tidak akan lagi memberi cinta yang dirasakannya pada siapapun.

Terlepas seseorang itu adalah perempuan atau laki-laki, bersyukurlah karena setidaknya kalian bisa merasakan bagaimana mencintai seseorang. Sang Maha Cinta telah mengetahui kapasitas diri masing-masing kita. Jangan merasa paling tersakiti jika sedang patah hati. Jangan merasa paling dikucilkan jika belum ada yang membalas cintamu. Jangan merasa terpojoki jika ada yang mengabaikanmu. Jangan pernah merasa tersakiti dan kecewa.

Bersyukurlah masih bisa merasakan bagaimana mencintai seseorang. Rasa cinta yang kamu miliki adalah anugrah dariNya dan itu termasuk nikmat yang Dia berikan.


“Dika, jodoh itu jangan ditunggu, tapi dicari.”
“Patah hati boleh, tapi jangan tutup hati kamu.”
"Setiap kejadian yang terjadi itu pasti ada alasannya." (Ini banget sih)


          Hal yang paling saya suka dari Koala Kumal adalah filosofinya. Koala Australia yang meninggalkan habitat aslinya, setelah beberapa lama pergi, akhirnya dia kembali. Saat kembali, dia sudah melihat habitatnya bukan seperti yang dulu lagi. Pohon-pohon semuanya ditebangi sehingga dia tidak mengenali lagi tempat itu. Begitu juga seseorang yang meninggalkan pasangannya saat pasangannya itu masih mencintainya, lalu saat seseorang itu berniat untuk kembali setelah lama meninggalkan, rasa cinta itu sudah tidak akan sama lagi seperti awal.

          Hey, itu terlalu drama? Hm, mungkin. Tapi, Koala Kumal mengajarkan bagaimana bangkit setelah patah hati. Bagaimana merelakan yang sudah pergi. Bagaimana mengikhlaskan yang sudah menghilang. Intinya, patah hati itu bukan segalanya. Patah hati adalah satu pelajaran berharga dariNya, agar kita sadar bahwa cinta paling sempurna adalah cinta dariNya.



Much Love,
R. A. F. R. M.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

99 Cahaya di Langit Eropa Part 1 (Film)

Setelah baca novel karya Hanum Rais setahun yang lalu, akhirnya film itu muncul. 99 Cahaya di Langit Eropa akhirnya dijadikan film! Seneng banget lah dan hari pertama main, langsung pengen nonton, tapi baru kesampean kemarin, 8 Desember 2013 bareng temen-temen XI IPA 2 :D Gue mau review film 99 Cahaya di Langit Eropa ya, mohon maaf yang belum nonton, diliat dulu review-nya juga boleh hehe.             Hanum yang ikut dengan suaminya, Rangga--yang melanjutkan studinya di Wina--sempat merasa bosan. Hanum ingin pulang ke Indonesia, tetapi lambat laun, dengan orang dan lingkungan yang baru dikenalnya, seketika Hanum jatuh cinta terhadap Eropa! Semua berawal dari Hanum mengikuti kursus Bahasa Jerman. Dia bertemu seorang wanita berhijab yang ternyata bernama Fatma Pasha. Singkat cerita, Hanum banyak belajar dari seorang Fatma. Pelajaran paling berharga, yang membuat Hanum jatuh cinta terhadap Eropa adalah, ternyata banyak sekali rah...

Tepat 17 Tahun

Bismillahirrahmanirrahim.          Bismillah mulai hari ini, 26 Juli 2014, lebih mendekatkan diri padaNya. Gue tahu ini kewajiban, gue tahu ini akan jadi pertanggungjawaban Ayah di akhirat kelak. Ilmu yang gue sekarang punya, masih kurang. Semoga dengan keputusan gue ini (eh bukan keputusan, ini kesadaran gue akan kewajiban dari Dia kepada seluruh muslimah), akan banyak hikmah yang kelak gue dapat.          Teman-teman yang sudah mendorong gue terus, yang sudah mencontohkan, yang udah berhasil menyindir dengan segala cara (jahat ya wkwk), yang enggak ada bosan-bosannya mengingatkan gue dan nanyain terus kapan mulai, terima kasih banyak! Tanpa peran kalian, mungkin hanya ada sebatas niat tanpa implementasi. Semoga kebaikan kalian dibalas dengan yang lebih baik dari Yang Maha Pemberi Nikmat. Aamiin.          Dan ini yang baru gue inget! Gue lahir di Bogor, 7...

Eco Fun Go! Festival, Meet My New Family!

          Menjadi seorang volunteer Eco Fun Go! Festival adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Pandangan saya tentang volunteer menjadi lebih luas. Menjadi volunteer dalam acara besar ini ternyata tidak hanya menambah pengalaman saya, tetapi juga keluarga, informasi, juga motivasi baru. Mungkin terdengar ambisius, tetapi saat ada ‘lowongan’ untuk menjadi volunteer , hati saya tergerak untuk ikut karena sejujurnya jam terbang saya menjadi volunteer sangat minim. “Mungkin, ini kesempatan yang baik,” kata saya dalam hati waktu itu.            Apa yang membuat saya tertarik? Atau apa motivasi saya menjadi volunteer di Eco Fun Go! Festival? Ini adalah pertanyaan klise mungkin, kalau saja diadakan wawancara dari pihak Ecofun Community. Alhamdulillah, mereka sedang menyaring mahasiswa yang tinggal di sekitaran Bogor supaya mudah untuk mengadakan rapat dan segala persiapanny...