Langsung ke konten utama

August 19th 2015



Ada kalanya saat membayangkan sesuatu atau seseorang, kita bisa ketawa atau sedih dengan sendirinya. Ada momen-momen yang tidak sengaja terpatri, susah terlepas. Ada juga kejadian yang tidak pernah terbersit, tapi tiba-tiba terjadi. Tergantung diri kita sendiri, mau menerima momen itu seperti apa. Hanya kita yang tahu akan punya pengaruh apa momen tersebut.
Labil. Labil tidak bisa disebut hanya untuk kaum muda. Lebih tepatnya sebutan untuk semua orang yang belum dewasa dalam berpikir. Ya, kaum labil ini lah yang melihat suatu hal secara sempit. Kita tahu bahwa, “Yang menurutmu baik, belum tentu menurut Allah itu baik, begitu pun sebaliknya.” Tamparan yang cukup menyadarkan. Tapi, kadang ego bisa mudah menang karena kurangnya ibadah kita kepadaNya.
Belajar. Kata itu yang selalu memacu untuk maju. Entah bagaimana cara kita menerima sebuah masalah, apakah mau diselesaikan atau dibiarkan. Entah bagaimana cara kita belajar, mau jatuh dahulu di sebuah lubang, lalu bangkit dan menjadi sosok yang kuat, atau terus berjalan di track yang benar tanpa membiarkan kesalahan mampir? Semua terserah diri sendiri, karena yang tahu kemampuan dan batasan adalah diri kita sendiri.
Semangat siapapun yang sedang mengalami masa sulit. Semua manusia tidak ada yang sempurna, jangan pernah membandingkan diri kalian dengan orang lain. Karena kita semua beda, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tonjolkan kelebihan kita tanpa merasa tinggi hati. Cukup kerja dan berdoa. Bismillahirrahmanirrahim. Perjalanan baru gue akan dimulai, sekarang juga tergantung gue, mau belajar dengan cara apa untuk bertahan .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelak Tawa dari Beragam Budaya

Viva La Komtung, kawan! Bahagia banget sih ada kontes blog review SUCI 5, jadi gue bisa memaparkan betapa sukanya gue dengan Stand Up Comedy ini. Awal gue suka sama SUCI itu tahun 2011 akhir, dimana SUCI 1 berlangsung, dan entah bagaimana gue langsung jatuh cinta sama SUCI. Gue ikutin terus acara Stand Up Comedy, entah acara tapping atau festival. Nah, yang paling ditunggu, ya, acara SUCI di KompasTV ini. Enggak kerasa, sekarang Season 5 udah kelar, dan enggak nyangka juga, cinta gue terhadap SUCI masih sama seperti 3,5 tahun lalu.             Percaya atau enggak, gue mencatat urutan-urutan komika yang tampil dari episode pertama sampai akhir. Ini gue awali dengan urutan di episode pertama, ya. Dan inilah komika-komika hebat yang bisa masuk ke tahap Show: 1.        Muhamad Tomi (TOMY) 2.        Ichsan Danny (BAIM) 3.        Indra Frimawan (INDRA) 4.        Rizky Ubaidillah (UBAY) 5.        Muhammad Rizki (RIGEN) 6.        Anjas Wira Buana (ANJAS) 7.        Barry

Eco Fun Go! Festival, Meet My New Family!

          Menjadi seorang volunteer Eco Fun Go! Festival adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Pandangan saya tentang volunteer menjadi lebih luas. Menjadi volunteer dalam acara besar ini ternyata tidak hanya menambah pengalaman saya, tetapi juga keluarga, informasi, juga motivasi baru. Mungkin terdengar ambisius, tetapi saat ada ‘lowongan’ untuk menjadi volunteer , hati saya tergerak untuk ikut karena sejujurnya jam terbang saya menjadi volunteer sangat minim. “Mungkin, ini kesempatan yang baik,” kata saya dalam hati waktu itu.            Apa yang membuat saya tertarik? Atau apa motivasi saya menjadi volunteer di Eco Fun Go! Festival? Ini adalah pertanyaan klise mungkin, kalau saja diadakan wawancara dari pihak Ecofun Community. Alhamdulillah, mereka sedang menyaring mahasiswa yang tinggal di sekitaran Bogor supaya mudah untuk mengadakan rapat dan segala persiapannya, mengingat hanya punya waktu kurang dari sebulan. Dan, saya termasuk.           Tapi, sa

'What If' Melihat dari Sisi Yang Berbeda dari Orang Lain

 Emang bener ya, kalo sisi yang kita liat beda dari orang lain itu gimana rasanya. Beda gitu kan rasanya, terus jadi minoritas, terus minoritas juga pendukungnya, seperti ditelan bumi. Kenapa ya ide yang terkadang bagus malah ditolak? Alasannya? Keperluan mayoritas. Kesannya tuh jadi kayak "Ini kan punya kita, kenapa denger omongan orang yang malah nurunin kualitas?" Greget banget hahaha. Gue ngeliatnya kok malah jadi semaunya sendiri. Hak nya jadi cuma berat sebelah. Apa mungkin pihak itu belum mengerti, apa itu kerja dalam tim? Entahlah. Gue merasa kerja keras disini tidak berbanding lurus sama hasilnya kelak. Salah gue ya? Gak sih, gue nya aja belum terbiasa. Mungkin ini ujian. Kesenjangan sosial pun masih ada, heran. Diskriminasi pun masih terasa, jujur aja gue gak nyaman sama keadaan sekarang. Mungkin senyum gue itu berarti "sama sekali gak nyaman", makanya gue senyum. Maaf ya ini, tapi kenyataan, sedih gue juga, gak mau sok-sok senyum di depan orang.... Intin