Maaf
belum menjadi sosok yang diharapkan
Maaf
tidak selalu ada di waktu yang tepat
Maaf
karena mungkin sering mengganggu pikiran
Maaf
untuk semuanya
MASIH INGET FOTO INI? Masih disimpen gak di rumah? Gak kerasa 2 tahun lalu..
Masih ingat pesanmu tahun lalu?
Hehe, mustahil kamu lupa. Bahkan setiap bulan berakhir, aku selalu mengingat ‘tugas’
mu itu. Tapi, mungkin aku terkesan tidak memenuhi permintaanmu itu. Maaf ya.
Sebelumnya, mau tanya kabar dulu
nih yang udah lengser. Sepertinya aku sangat kurang berkomunikasi denganmu
beberapa bulan terakhir ini, ya? Boleh kesel, silakan aja. Tapi, untuk tahun
terakhir ini, pikiranku benar-benar terkuras untuk kuliah dan keluarga.
Bagaimana kabarmu? Semoga semangatnya tidak pernah luntur walaupun sudah
demisioner. Dan, bagaimana setelah demis? Kapok? Ketagihan? Semoga yang didapat
lebih banyak dari yang diharapkan selama memimpin kemarin. Aamiin.
Selama satu tahun ini sepertinya
komunikasi kita memang kurang baik, atau bahkan tidak baik, ya? Sama-sama
sibuk, ya gapapa selama itu positif. Jadi bisa menemukan suasana baru kan?
Hoho. Tapi, tahu gak sih? Mungkin ini akan menjadi ulang tahunmu yang terakhir
di IPB dan tidak terasa kita akan berpisah. Ya, benar-benar pisah dalam arti
sebenarnya. Sedih gak sihhh?!
Sekarang gini deh. Berhubung
umur sudah menginjak 22 tahun, aku kasih tantangan balik aja ya. Yang mau disampaikan, entah itu uneg-uneg,
hinaan, kritik, saran, doa, pujian, atau apapun dari hati terdalam seorang
Bilfan Nur Aulia Rahman ke seorang Raden Ajeng Faadhila Ramadhanti Mustikadewi,
monggo disampaikan. Sejujur-jujurnya. Kalau gak, takut menyesal nanti keburu
pisah dan gak tau bakal ketemu lagi atau gak hehe. Nanti gantian, tapi harus
dirimu duluan.
Maaf juga tidak bisa memberi
apa-apa di tahun ini. Yang penting untuk saat ini adalah doa dari orang-orang
di sekelilingmu, Bil. Mencoba untuk menjadi dewasa dan baik memang tidak mudah.
Tapi, memang harus dijalani. Bil, coba sekarang mulai pikirkan apa yang menjadi
cita-citamu di masa depan. Rinci satu demi satu tahap yang harus dilakukan
untuk sampai ke tahap itu. Aku tahu mungkin banyak keinginan dan cita-cita
besar yang ingin dicapai, maka dari itu persiapannya pun harus besar.
Mungkin sekarang aku bukan lagi
menjadi tempat berceritamu. Ya, kamu memang harus memiliki sosok yang bisa
diajak berdiskusi di tempatmu sekarang. Aku berdoa semoga ‘dia’ yang entah itu
siapa, bisa menjadi penyemangat dan mendorongmu untuk terus maju dan tidak lupa
untuk meningkatkan taqwamu. Aku disini memang tidak bisa berbuat apa-apa. Iya, ada
jarak.
Entah bagaimana reaksimu nanti
membaca ini, tolong dilaksanakan yang di bold
ya. Semoga Bilfan menjadi orang yang lebih sabar, bisa melihat keadaan dengan
lebih bijaksana, tidak terbawa suasana hati, dapat berpikir dengan lebih jernih
untuk memutuskan sesuatu, bisa memprioritaskan hal penting dengan baik, lebih
sholeh dan tidak berhenti belajar agama, dan semoga bisa menjadi kebanggan
keluarga dimanapun dan jadi apapun Bilfan nanti. Percayalah, doanya sebenarnya
lebih banyak dari ini. Sudah terakumulasi dari dulu haha.
Semangat selalu ya! Jangan lupa
skripsi! Bu Sahara pengen kamu cepet lulus! J
Yang
Sudah Lama Tidak Jumpa,
Raden
Ajeng Faadhila Ramadhanti Mustikadewi
Komentar
Posting Komentar