Film
#TemanTapiMenikah ini kayanya tidak perlu ditanya lagi, “Ceritanya bagus atau
gak?” Kalau menurut gue, ya pasti bagus dan kita semua tahu cerita cinta Ayu
dan Ditto bukan cerita biasa. Jadi, kita skip saja mengenai alur cerita atau
plot nya, ya. Sedikit mungkin, menurut gue scriptwriter nya, Johanna Wattimena
dan Upi, bisa memadatkan ceritanya tanpa kehilangan esensi dari keseluruhan
cerita. Great!
Sekarang kita bahas aktornya.
Menurut gue, Vanessa dan Adipati ‘dapet’ untuk memerankan Ayu dan Ditto. Gue
bisa membayangkan mereka benar-benar Ayu dan Ditto walaupun Vanessa kurang
greget sedikit karena Ayu agak lebih ‘cowo’ daripada itu haha. Adipati keren
sih memerankan sebagai Ditto, mulai dari gestur, cara bicara, menurut gue
sesuai sama apa yang gue baca di buku #TemanTapiMenikah dan yang gue liat
selama ini di dunia maya. Pemeran pendukung pun bisa melengkapi cerita dengan
baik.
Untuk masalah sinematografi, gue
awam sekali dengan hal ini sebenarnya. But,
we’ve known Falcon Pictures as one of the best Production House I think. Di
film #TemanTapiMenikah pun, mulai dari awal film sampai akhir, penyuguhannya
sangat bisa dinikmati dan waktu 100 menit gak kerasa karena dikemas dengan
baik. Walaupun, entah gue doang yang melihat atau gimana, detail nya kurang.
Tidak perlu dibahas kali, ya. Tidak membuat dampak yang signifikan, sih. Masih
keren!
Nah, esensinya nih yang agak panjang.
Gue tahu mereka dengan keadaan Ditto sudah memendam rasa selama 12 tahun aja
udah bikin, “WOW!” ditambah saat tahu Ditto lebih baper dibanding Ayu, gue
langsung, “Bener-bener deh Ayu”. Haha soalnya biasanya yang lebih baper saat
cowo dan cewe sahabatan adalah cewenya, lah ini malah cowonya. Tapi, itu lah
yang membuat gue mengagumi kepribadian mereka berdua. Dari sisi Ayu, dia adalah
sosok wanita yang tangguh dan mandiri sejak kecil “IYALAH, ARTIS!” (you know what
I mean if you have watched this film wkwk). Sejak gue SMP, kalo lagi liat
sinetronnya Ayu, selalu seneng liat dia yang apa adanya, manis, dan tidak
dandan berlebihan. Sampai saat ini pun gue makin mengagumi dia. Dari sisi
Ditto, walaupun belum pernah bertemu langsung (yang katanya lebih ganteng) tapi
udah sering lah ya liat snapgramnya, vlognya, di NET acara Sarah Sechan, dan
yang pasti dari buku #TemanTapiMenikah. Sosok pria luar biasa yang bisa menjaga
hatinya untuk satu perempuan selama 12 tahun. Masih greget aja kalo ngebayangin
selama itu, “Kenapa gak dari dulu?!” Ya, tapi lagi-lagi, Ditto memang ingin
sukses dan mapan dulu sebelum melamar Ayu. Dan, hebatnya, segala motivasi
sehingga Ditto bisa terus fokus ke Perkusi dan kerja keras adalah karena Ayu.
Duh mereka ini!
Mereka bisa menjadi perantara untuk
membagikan pengalaman pahit manis mereka selama sahabatan dan kenapa akhirnya
bisa menikah. Untuk yang berencana nikah di usia muda, untuk yang udah
sahabatan lama kayak mereka tapi tidak menemukan titik terang dan kejelasan, untuk yang butuh motivasi supaya
giat berkarya, mohon maaf tapi gue harus bilang, “Kalian harus nonton ini!!”
Ini bukan FTV roman picisan, juga bukan film pasca pernikahan. Tetapi, film ini
banyak memberi pelajaran:
1. Tekuni
minat dan passion kalian dari sekarang karena bisa jadi itulah ladang rezeki
kalian kelak
2. Kerja
keras itu wajib, bukan sunnah. Apalagi sebagai seorang laki-laki yang kelak
akan menghidupi keluarganya.
3. Belajar
punya hati sekokoh Ayu dan sesabar Ditto.
4. Usaha
dan perjuangan kita tidak akan sia-sia jika ikhlas dijalani. Buktinya, Ditto
akhirnya bisa nikah sama sahabatnya sendiri, Ayu.
5. PEKA!
Duh, ini susah tapi kasian cowonya kalo bukan Ditto harus nunggu 12 tahun wkwk.
6. Cari
pasangan hidup itu yang emang bisa KOMPAK sama kita.
Intinya
adalah, film #TemanTapiMenikah sukses membuat gue bela-belain nonton di jadwal
terakhir, yang penting hari pertama! Haha.
-faa-
Komentar
Posting Komentar