Assalamualaykum, Cha.
REKOMENDASI: Bacanya sambil denger lagu Tulus - Manusia Kuat ATAU Bunga Citra Lestari - Tundukkan Dunia
Dirimu sudah banyak mengetahui kisah hidup diri ini. Sangat banyak. Apa
yang sudah pernah aku bagi, tidak begitu saja aku sampaikan. Dirimu tahu, kan,
bahwa aku hanya bisa memercayakan cerita pribadi kepada beberapa orang, bahkan
satu orang jika perlu? Dan, dirimu sudah tahu juga bahwa dirimu adalah salah
satunya, bukan? Tidak perlu lagi kujelaskan betapa diri ini selalu bisa
memercayakan semua peristiwa yang terjadi kepadamu, Cha. Aku merasa bisa
menjadi apa adanya saat cerita demi cerita itu mengalir dari mulutku di
hadapanmu. Kalau boleh diibaratkan, mungkin kamu 1 dari beberapa kunci rahasia
hidup seorang Raden Ajeng Faadhila Ramadhanti Mustikadewi. Aku serius.
Terhitung sejak kelas 9, mungkin
2017 adalah tahun ke-6 aku, kamu, Nindy, dan Izza menjadi 4 sahabat. Entah,
selama ini kamu menganggap aku ini sebagai sahabat atau apa, tapi perlu
diingat, selama itu pula aku sudah menganggapmu sebagai keluargaku sendiri.
Begitu bangganya ketika aku tahu kamu berhasil berprestasi di SMA dan akhirnya
masuk jurusan kuliah yang kamu inginkan walaupun melewati banyak rintangan.
Begitu damainya hati ini ketika tahu kamu baik-baik saja di Jatinangor walaupun
banyak tugas dan ujian setiap harinya. Begitu banyak kisah dan pelajaran yang
aku dapatkan setelah bertemu denganmu, Cha. Untuk itulah aku selalu ingin meluangkan
waktu liburan untuk bisa berbincang denganmu.
Sifat kuat dirimu dalam menghadapi
apapun walaupun didominasi oleh sifat cuek, itu mengajarkanku banyak hal. Bahwa
setiap masalah di hidup ini memang tidak seberat yang dipikirkan karena Dia
pasti tahu kapasitas diri hambaNya. Aku tahu, kamu orang yang sangat baik. Aku
tahu, kamu orang yang peduli terhadap banyak orang. Aku tahu, kamu orang yang
selalu taat aturanNya. Aku tahu, maka dari itu aku menjadikanmu salah seorang
paling penting dalam hidup. Kita harus saling belajar satu sama lain, bukan?
Mungkin akan sangat panjang
kalau aku tuliskan kepingan demi kepingan kenangan. Aku ingin minta maaf, soal
tempo hari. Larangan tidak boleh berselisih lebih dari 3 hari rasanya sudah aku
langgar, ya? Tapi, sebenarnya aku tidak ingin berselisih denganmu apalagi
marah, Cha. Sama sekali tidak.
Suasana hatiku sedang tidak baik
saat itu. Kamu tahu aku seorang yang
sangat mudah berubah mood nya. Maaf, karena aku sangat tidak menggunakan
pikiran jernih saat itu. Maaf, karena aku terlalu gegabah melakukan suatu hal.
Maaf, karena aku tidak mengabarkanmu selama seminggu ini. Maaf, karena aku
sedang berusaha menenangkan diri dan introspeksi. Maaf, karena yang aku tahu
sampai saat ini adalah aku begitu menyayangi orang-orang yang aku percaya,
termasuk dirimu, sampai-sampai harus melakukan hal demikian. Maaf, mungkin ini
menjadi persepsiku yang sulit diterima orang termasuk dirimu. Aku yang salah.
Tolong dibaca dan mohon terima
permintaan maaf sahabatmu ini. Aku tidak tahu apakah kamu merasa tidak dihargai
atau malah cuek seperti biasa dalam kurun waktu seminggu ini, tapi aku yakin
ada perasaan bingung kenapa aku sampai melakukan hal itu. Maaf bila ada
kata-kata yang kurang berkenan dan kurang sopan dalam menyampaikan permintaan
maaf. Tapi, hanya dengan cara seperti ini aku bisa menjadi diriku apa adanya.
Catatan: Cha,
gue cuma mau kita berempat menjadi manusia yang lebih baik. Allah mempertemukan
kita berempat pasti punya alasan baik, gue yakin itu. Gue mau persahabatan ini
melahirkan ‘kita’ yang lebih baik di masa depan walaupun butuh proses yang
tidak sebentar. Tidak perlu menjadi orang lain, hanya butuh diri sendiri yang
lebih baik dari sebelumnya untuk mau belajar tentang kebaikan. Gue, lu, Nindy,
Izza, harus sama-sama mau belajar satu sama lain. Dan itu semua harus diawali
oleh niat yang kuat. Gue yakin kita bisa, Cha!
Wassalamualaykum.
Sahabatmu,
Faa
Komentar
Posting Komentar