Semakin hari semakin kuat keinginan untuk mengangkat kisah-kisah teman atau sahabat. Bukan karena cerita saya tidak menarik untuk dibagikan kepada pembaca, hanya saja dengan menceritakan kisah orang lain, akan membuat saya dan juga pembaca sama-sama mendapat ilmu baru. Untuk saat ini, saya memiliki beberapa calon kisah yang ingin diangkat, tetapi jika ada yang ingin bercerita secara sukarela—karena ingin berbagi kisah dan menginspirasi banyak orang—silakan hubungi saya lewat WA atau DM Instagram. Jangan berpikir ini akan merepotkan, justru dengan senang hati saya akan mendengarkan kalian dan mengajak diskusi tentang kisah kalian.
Kalau
dipikir-pikir, kenapa sih saya senang mendengarkan kisah orang? Kepo banget?
Sudut pandang dan pengalaman baru. Boleh jadi dalam pelajaran Bahasa Indonesia,
sudut pandang hanya ada tiga, yaitu: sudut pandang orang pertama, sudut pandang
orang ketiga, dan sudut pandang serba tahu. Faktanya, dari tiga sudut pandang
ini akan bercabang menjadi ratusan bahkan ribuan sudut pandang. Saya harus
banyak belajar lagi, maka dari itu menjadi suatu kehormatan untuk mengetahui
sudut pandang seseorang. Dampaknya? Sangat baik. Dengan mengetahui berbagai
sudut pandang orang, kita akan lebih bijak dalam menghadapi berbagai
permasalahan. Kalau kata orang sifat ini adalah plegmatis, tidak ingin membuat
ribut dengan siapapun, lebih memilih menyelesaikan masalah dengan kepala
dingin. Terlepas dari sifat-sifat dominan itu, karakter manusia dapat dibentuk
seiring berjalannya waktu. Ya mungkin, dengan banyak mendengar kisah orang
lain, akan menjadikan kita lebih tenang dan tidak melihat suatu masalah dengan
panik. Poinnya.
Renungan tahun
ini, jangan pernah lagi membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Salah satu alasan mengapa saya senang mendengar kisah orang. Hingga saat ini,
saya belum menemukan sudut pandang seseorang yang cocok dengan yang saya cari.
Tapi, saya tetap bersyukur karena orang-orang yang saya temui memiliki sudut
pandang yang luar biasa, bahkan membuat saya geleng-geleng kepala. Mengajak
diri ini bahagia dalam kondisi paling buruk sekalipun adalah resolusi penting
mungkin untuk saya. Sudut pandang itu belum ada, sudut pandang yang benar-benar
bisa mendorong saya agar yakin dengan resolusi itu. Oleh karena itu, saya masih
akan terus senang mendengarkan kisah-kisah orang, bahagia hingga menderita,
keluarga hingga percintaan, kelahiran hingga kematian.
Menuliskannya
akan menjadi kebanggaan tersendiri. Mengisahkannya akan membuat memori baru
bagi saya. Menceritakannya akan membuat sejarah terkenang dan bukan untuk
dilupakan.
Hari ini, dimana aku yakin semesta
mendukungku.
7 Februari 2017.
Komentar
Posting Komentar