Langsung ke konten utama

Your Life is Never Flat, isn't it?

        Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
        Januari 2014 ada-ada aja. Dari "Hahahaha", "Alhamdulillah ya Allah", sampai "Astaghfirullah, kok bisa?" Tahun 2014 mungkin banyak yang dijadikan pelajaran ya. Well, bahagia iya, sedih juga iya. Pengalaman tahun ini yang baru menginjak hari ke-26, bisa dibilang luar biasa!
        Terima kasih Ya Allah, atas segalanya di bulan ini. Pengen cerita banyak tapi entah sama siapa. Untuk saat ini, hal yang menyenangkan dan menyedihkan ada di satu saat, satu waktu. Harus merasakan yang mana dulu aja bingung. Cerita sama Yang Maha Mendengar aja kali ya untuk kali ini.
        Maunya sih membuat orang-orang yang gue sayang, bahagia semua. Tapi, kebahagiaan yang awalnya gue rasain, gak bertahan lama. Untuk diri sendiri mungkin iya, tapi sekarang ada yang lebih butuh daripada gue. Entah karena menganggap sebagai adik sendiri atau gimana, hal itu yang membuat kebahagiaan dan kesedihan menjadi satu di tahun yang baru ini.
       Menuliskan kisah hidup seseorang mungkin terlihat biasa, tapi kalau seseorang itu punya hal yang bisa dibagi, kenapa tidak? Disini, jujur, ada kisah yang lagi pengen gue tulis. Seseorangnya juga udah ada di pikiran gue sekarang. Tapi, gue merasa waktunya belum cocok dan tepat, mungkin seseorang itu sendiri nanti yang akan minta. Who knows. PD banget kesannya haha, tapi mungkin terjadi. Biar seseorang itu mengukur dan menenangkan fisik dan batinnya dulu.
       Masalah dia, udah ketahuan dan gue sedih. Gimana kalo ternyata gue punya masalah seperti dia, tapi belum ketahuan? Apa dia sedih dan orang-orang di sekeliling gue juga akan sedih? :)
       Intinya, gue lagi pengen menulis suatu hal mengenai seseorang. Doain semoga bisa ya, Blogger!

Yang berkepentingan disini,
Faadhila Ramadhanti Mustikadewi dan 'orang-orang itu'

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelak Tawa dari Beragam Budaya

Viva La Komtung, kawan! Bahagia banget sih ada kontes blog review SUCI 5, jadi gue bisa memaparkan betapa sukanya gue dengan Stand Up Comedy ini. Awal gue suka sama SUCI itu tahun 2011 akhir, dimana SUCI 1 berlangsung, dan entah bagaimana gue langsung jatuh cinta sama SUCI. Gue ikutin terus acara Stand Up Comedy, entah acara tapping atau festival. Nah, yang paling ditunggu, ya, acara SUCI di KompasTV ini. Enggak kerasa, sekarang Season 5 udah kelar, dan enggak nyangka juga, cinta gue terhadap SUCI masih sama seperti 3,5 tahun lalu.             Percaya atau enggak, gue mencatat urutan-urutan komika yang tampil dari episode pertama sampai akhir. Ini gue awali dengan urutan di episode pertama, ya. Dan inilah komika-komika hebat yang bisa masuk ke tahap Show: 1.        Muhamad Tomi (TOMY) 2.        Ichsan Danny (BAIM) 3.        Indra Frimawan (INDRA) 4.        Rizky Ubaidillah (UBAY) 5.        Muhammad Rizki (RIGEN) 6.        Anjas Wira Buana (ANJAS) 7.        Barry

Eco Fun Go! Festival, Meet My New Family!

          Menjadi seorang volunteer Eco Fun Go! Festival adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Pandangan saya tentang volunteer menjadi lebih luas. Menjadi volunteer dalam acara besar ini ternyata tidak hanya menambah pengalaman saya, tetapi juga keluarga, informasi, juga motivasi baru. Mungkin terdengar ambisius, tetapi saat ada ‘lowongan’ untuk menjadi volunteer , hati saya tergerak untuk ikut karena sejujurnya jam terbang saya menjadi volunteer sangat minim. “Mungkin, ini kesempatan yang baik,” kata saya dalam hati waktu itu.            Apa yang membuat saya tertarik? Atau apa motivasi saya menjadi volunteer di Eco Fun Go! Festival? Ini adalah pertanyaan klise mungkin, kalau saja diadakan wawancara dari pihak Ecofun Community. Alhamdulillah, mereka sedang menyaring mahasiswa yang tinggal di sekitaran Bogor supaya mudah untuk mengadakan rapat dan segala persiapannya, mengingat hanya punya waktu kurang dari sebulan. Dan, saya termasuk.           Tapi, sa

'What If' Melihat dari Sisi Yang Berbeda dari Orang Lain

 Emang bener ya, kalo sisi yang kita liat beda dari orang lain itu gimana rasanya. Beda gitu kan rasanya, terus jadi minoritas, terus minoritas juga pendukungnya, seperti ditelan bumi. Kenapa ya ide yang terkadang bagus malah ditolak? Alasannya? Keperluan mayoritas. Kesannya tuh jadi kayak "Ini kan punya kita, kenapa denger omongan orang yang malah nurunin kualitas?" Greget banget hahaha. Gue ngeliatnya kok malah jadi semaunya sendiri. Hak nya jadi cuma berat sebelah. Apa mungkin pihak itu belum mengerti, apa itu kerja dalam tim? Entahlah. Gue merasa kerja keras disini tidak berbanding lurus sama hasilnya kelak. Salah gue ya? Gak sih, gue nya aja belum terbiasa. Mungkin ini ujian. Kesenjangan sosial pun masih ada, heran. Diskriminasi pun masih terasa, jujur aja gue gak nyaman sama keadaan sekarang. Mungkin senyum gue itu berarti "sama sekali gak nyaman", makanya gue senyum. Maaf ya ini, tapi kenyataan, sedih gue juga, gak mau sok-sok senyum di depan orang.... Intin