Hanya bisa di
sini, tidak berkutik, menutup amygdala supaya tidak mengolah informasi apapun
yang menyakitkan.
Saat ini,
pikiranku dipenuhi banyak asumsi, bahkan yang tidak masuk akal sekalipun.
Rasanya tidak ingin mengingat apa yang sudah berlalu. Supaya hati ini tenang
dan tidak dirundung kesedihan yang berlarut.
Merapikan lagi
kisah demi kisah sepertinya membuatku semakin sedih. Kelenjar air mata sudah
merutuk ingin melakukan produksi berlipat. Namun, untuk apa? Aku sendiri yang
berkata bahwa diri ini akan kuat. Hati dan mulut memang susah sinkron.
Hanya aku dan
Allah yang benar-benar mengetahui keadaanku saat ini. Jika memang sedih,
biarkan senyum ini tetap mengembang dan badan ini tetap melakukan aktivitasnya
tanpa harus menunjukkan kesedihannya. Jika memang sedih, biarkan aku membuat
kalian yang bertemu denganku setiap hari, tertawa dengan jokes recehku. Jika memang sedih, doakan supaya ‘penyebab’ nya pun
akan segera kembali dan menjelaskan semuanya.
Yang diperlukan
sekarang adalah keyakinanku yang besar pada diri sendiri. Rasanya ingin kembali
ke diriku yang sama sekali tidak membayangkan ada di situasi seperti ini. Aku,
bisa kuat melebihi yang kalian bayangkan. Aku, bisa tegar melebihi yang kalian
harapkan. Aku, bisa menerima sesuatu yang menyakitkan melebihi yang kalian
takutkan.
Kamu bisa,
Faadhila! Selamat berproses menjadi kamu yang lebih baik. Bismillah.
-Faa-
Komentar
Posting Komentar