Bukan
yang pertama kali aku menulis untukmu, kan? Sudah tercatat, ini tahun ke-2 aku
menulis saat ulangtahunmu. Semoga tidak bosan.
Aku
bingung berkata-kata sebenarnya. Intinya aku semakin bangga atas apa yang sudah
dicapai olehmu selama setahun ini. Mungkin aku bukan yang pertama kali melihat
secara langsung proses serta aksi nyatamu di kampus sana, aku tidak
mempermasalahkan itu. Tapi, aku selalu yakin bahwa setiap pencapaianmu akan sampai
ke telinga ini. Iya sih pasti.
Saat
aku membaca lagi ‘kado’ ku tahun lalu, sepertinya kamu melaksanakannya dengan
sangat baik. Iya gak? Harus dijawab ya!
Watu
itu aku menuliskan beberapa hal: menjadi sibuk, berkontribusi pada departemen,
menjadi orang penting, mencanangkan gerakan ala Bilfan, belajar, mengejar ‘dia’,
juga yang paling penting proses lebih dekat denganNya. Entah apakah semuanya
sudah terkonsep dalam buku catatan atau dalam otakmu, tapi aku (lagi-lagi)
yakin bahwa kamu telah mempertimbangkan itu semua.
Btw,
sudah cukup jelas kan siapa yang lebih tua? Eh, dewasa katamu, yang selalu
meralat setiap aku menyebut kata ‘tua’. Hahaha.
Aku
tidak tahu apakah ini perlu diceritakan atau tidak, tetapi hampir setiap
selesai sholat aku berdoa, salah satunya untuk kebaikanmu. Sebenernya gak
diniatin, cuma ya keinget aja gitu. Aku yakin dirimu sedang melakukan suatu
perubahan ke arah lebih baik, atau yang sering kita singgung juga tentang memantaskan
diri. Benar begitu, kan? Dan aku yakin ada yang mulai kepedean membaca tulisan
ini. HEU!
Tentang
foto dan notes dariku tahun lalu, apakah mereka masih sehat? Wkwk. Semoga
dipakai untuk hal-hal bermanfaat ya, Bil. Dan sebenarnya aku ingin mengucapkan
terima kasih! Jujur, aku tidak menyangka akan dapat kado yang sangat tidak
terduga Februari lalu :”)
Setelah
ulang tahunmu yang ke-20 itu, rasanya perjalanan hidupmu dipenuhi banyak
kebimbangan, pencarian jati diri, dan juga tentang menjalin suatu hubungan. Aku
mungkin bersyukur pernah mengingatkanmu. Ketika itu -- saat aku tidak tahu
menahu tentang apapun -- dan aku tahu juga bukan langsung dari mulutmu, jujur
saja aku kecewa. Perkataanku seperti masuk telinga kanan dan keluar telinga
kirimu. Hehe.
Maaf
karena menulis demikian karena aku hanya ingin menyampaikan apa yang selama ini
mengganggu bagiku. Tidak keberatan, kan? Dan, aku mulai mengenalimu kembali
saat kamu bilang sudah memantapkan hati untuk tidak melakukan ‘hal’ itu lagi.
Aku tidak tahu itu benar adanya atau tidak, tapi aku (lagi-lagi) mencoba
percaya padamu, Bil.
Lalu,
di lain kesempatan, kamu menyampaikan niat itu, dan tiba-tiba saja kamu ingin
mencalonkan diri sebagai Ketua Hipotesa. Melihat keyakinanmu yang amat kuat,
aku pun merasa yakin bahwa semua akan baik-baik saja, apalagi saat tahu kamu
termasuk calon yang diunggulkan. Aku masih tidak percaya bahwa omonganku tempo
hari bisa terjadi sekarang. Ya, kamu resmi menyandang jabatan Ketua Hipotesa
2017/2018. Selamat!
Aku
tahu apa yang kamu lakukan semata-mata untuk menjadikan dirimu lebih dewasa.
Jadi, bersikaplah dewasa, ya. Banyak yang mendukungmu, kamu punya teman-teman
yang bersikap baik padamu. Aku selalu mendukung semua hal positif yang kamu
lakukan. Berhenti menjadi menyebalkan!
Semoga
kamu selalu amanah di ‘rumahmu’ sekarang. Semoga berhasil dalam proses
memantaskan diri. Semoga restu orangtua selalu mengalir. Semoga kamu tidak
menjadi pribadi yang sombong dan selalu rendah hati.
Mengenai
daftar KM tahun depan, aku masih belum yakin. Benar-benar aku sarankan untuk
mempertimbangkannya! Aku saja tidak yakin bahwa orangtuamu akan mengizinkan.
Inget, ya, prioritas kuliah di IPB tuh apa..
Dan,
hari ini! 21 tahun sudah usiamu. Entah kenapa aku ingin berterima kasih karena
telah mengganggu kehidupanku selama hampir 2 tahun! Hahaha. Maunya lanjut apa
gak nih? Apa berhenti aja di tahun ke-2?
Ini wajib banget dijawab!
Jangan
pernah kecewakan temen-temen yang nanti bakal kerja bareng dirimu. Menjadi
ketua itu berat amanahnya, Bil. Tapi, tenang saja karena aku percaya pada
kemampuanmu.
Oh
iya, aku ingin meminta maaf karena belum bisa bertemu. Aku yakin kamu pasti
marah dan mungkin sedih wkwk. Aku hanya ingin bertemu di waktu yang pas untuk
dapat bercerita lengkap. Jadi, bersabarlah.
Sebenarnya
aku ingin berpesan dan ini penting. Jangan lupa selalu rutin menulis! Aku rindu
puisi-puisi buatanmu!
Terakhir,
semoga sibuknya lillah. Dan, semoga kamu selalu menjadi orang yang ‘menyebalkan’
tetapi selalu dapat dipercaya. Setidaknya itu penting bagiku. Hehe.
Wassalamualaikum.
Your
best partner in crime,
-Faa-
Komentar
Posting Komentar