Waktu memiliki sejuta makna jika masing-masing kita ingin mengartikannya lebih dalam. Dengannya, aku menghargai apapun dan siapapun yang mengisi hidupku. Tidak ada yang berani menghakimi waktu, walau kadangkala dia berjalan begitu cepat atau bahkan lebih lama dari biasanya. Hal yang tidak bisa kembali lagi, meskipun kita berdoa dan sujud tanpa kenal lelah kepadaNya.
Telah
digariskan oleh Yang Maha Cinta bahwa setiap orang akan dipertemukan dengan
pendamping hidup. Aku termasuk ciptaanNya, aku termasuk yang akan dipertemukan
oleh sosok tersebut. Banyak orang yang telah aku temui, mulai dari pedagang
kaki lima hingga pejabat negara. Berbagai macam watak dan karakter diri.
Terkadang, aku penasaran, menginginkan waktu segera menunjukkan siapa sosok
tersebut. Apakah sosok yang dijanjikan olehNya akan benar-benar aku temui di
dunia? Atau takdir berkata lain bahwa aku akan bertemu dengannya di dunia kekal
nanti? Pikiran itu tidak bisa dihilangkan rasanya dan aku yakin kalian pun
begitu.
Topik
ini akhirnya menjadi obrolan favorit setiap orang, setidaknya setiap teman yang
aku temui menyetujui pernyataanku. Bukan karena ingin cepat-cepat menuju
pelaminan, bukan juga karena bosan dengan kuliah, tetapi begitu tertarik untuk
mengetahui siapa yang Dia kirim.
Sosok
tersebut adalah cerminan diri sendiri. Ini adalah fakta paling menarik.
Bagaimana tidak? Semua orang berlomba dalam melakukan kebaikan,
berbondong-bondong untuk memantaskan diri. Akan selalu begitu sampai mereka
pada ‘muara’nya masing-masing, begitu pun aku.
Selingan
belajar Akuntansi Keputusan Bisnis. Pada akhirnya keputusan paling sulit adalah
menentukan pendamping hidup. Mengutip dari dosen Makroekonomi Bisnis, Ibu Any
Ratnawati, bahwa kehidupan setelah berkeluarga juga akan tetap menerapkan
ilmu-ilmu yang sudah dipelajari.
Salah
satunya adalah misalnya kaum hawa tidak diperbolehkan kerja yang harus
diperhatikan dan dipenuhi oleh sang suami adalah
Opportunity
Loss:
-
Gaji
-
Income
-
Waktu santai
HAPPY LEARNING! HAPPY READING!
Mahasiswa,
Raden Ajeng Faadhila Ramadhanti Mustikadewi
Komentar
Posting Komentar